Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menginginkan terjadinya konsolidasi dan efisiensi di perusahaan-perusahaan pelat merah. Erick menyebut konsolidasi dan efisiensi sebagai keharusan dalam mengatasi tantangan akibat pandemi Covid-19.
Hal ini yang menjadi alasan bagi Erick dalam mengumpulkan para direktur utama (dirut) BUMN. “Kita harapkan BUMN menerapkan GCG (good corporate governance) dan mencapai KPI (Key Performance Indicator),” ujar Erick di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/9).
Erick menyebut salah satu indikator keberhasilan KPI ialah tercapainya target dividen BUMN. Meski mempunyai fungsi sebagai pelayanan publik, Erick menilai BUMN juga harus mampu merealisasikan target dividen.
Erick juga mengaku menargetkan BUMN memperoleh ISO 3700, instrumen untuk membantu organisasi mengembangkan, mengimplementasikan, merawat, dan memperbaiki program anti suap. Erick menyebut penerapan organisasi yang bersih merupakan bagian penting dalam mendorong terjadinya konsolidasi dan efisiensi.
“Hari ini launching seluruh BUMN agar terjadi konsolidasi efisiensi karena BUMN banyak buka kantor cabang di seluruh negeri ada 70 kantor cabang, selama ini berdiri sendiri-sendiri, buat apa,” ucap Erick.
Erick ingin kantor-kantor cabang BUMN yang berada di luar negeri bersinergi dan kalau perlu hanya ada satu kantor saja. Erick menilai penggabungan kantor-kantor BUMN di luar negeri akan mendorong terjadinya efisiensi yang cukup besar.
“Bayangkan di London, banyak BUMN punya kantor sendiri-sendiri, kenapa tidak sharing saja sih, (banyak kantor) itu sesuatu yang belrebihan apalagi kondisi pandemi seperti saat ini,” kata Erick.
Erick mengatakan dengan penggabungan kantor-kantor BUMN tentu akan mengoptimalkan sumber daya agar dapat bersaing di kancah global. Kata Erick, target utama dari BUMN global ialah dapat mensinergikan supply chain hingga optimalisasi produk Indonesia di pasar mancanegara.
Sumber Republika, edit koranbumn