PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM merevisi target pembiayaan tahun 2020 akibat tekanan pandemi corona (Covid-19).
“Kami revisi sehingga target (penyaluran pembiayaan) menjadi Rp 21 triliun hingga Rp 22 triliun. Semoga bisa tercapai karena pembiayaan ini buat masyarakat khususnya keluarga Pra Sejahtera dan Ultra Mikro,” kata Direktur Utama PNM Arief Mulyadi, pekan lalu
Sebelumnya, perusahaan masih optimistis mencapai target di angka Rp 28,4 triliun. Nilai itu naik 15,2% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 24,06 triliun.
Guna menggenjot bisnis tahun ini, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) kepada PNM senilai Rp 1,2 triliun kepada PNM pada Agustus lalu.
Perusahaan juga mendapatkan suntikan penyertaan modal negara (PNM) seluruhnya dan seluruhnya sudah disalurkan sebagai pembiayaan ke nasabah.
“Dari PIP belum ditarik semua, baru sekitar Rp 500 miliar karena pada 29 Juli lalu kami baru dapat tambahan pencairan PMN Rp 1 triliun. Pencairan PMN juga sudah disalurkan dan habis sampai dengan 18 Agustus 2020,” ungkapnya.
Hingga Agustus 2020, PNM mencatatkan penyaluran pembiayaan Rp 12,55 triliun atau turun 7,69% secara year on year (yoy). Meski demikian, jumlah nasabah PNM meningkat 28,31% yoy menjadi Rp 6,62 juta orang dari program ULaMM dan Mekaar.
Pada periode yang sama, total outstanding perseroan mencapai Rp 17,47 triliun dari program ULaMM dan Mekaar. Jumlah tersebut meningkat 14,52% dibandingkan realisasi Agustus 2019 yakni Rp 15,25 triliun.
Perusahaan juga sukses menjaga rasio kredit macet (NPF) di level 1,38%. Padahal NPL Agustus tahun lalu lebih tinggi yaitu sebesar 1,62%.
Sumber Kontan, edit koranbumn