PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Wilayah XIV resmi memperkenalkan produk gula terbaru yakni Gollata. Kehadiran produk Gollata ini diharap mampu memenuhi kebutuhan pasar di tengah tingginya kebutuhan masyarakat akan gula.
Penggunaan bahasa daerah dalam produk ini sendiri dinilai akan menjadi ciri khas. Nama Gollata sendiri diambil dari bahasa Bugis yang berarti Gula Kita. Unsur kearifan lokal pada nama produk ini sengaja ditonjolkan sebagai bentuk strategi marketing.
Wisnu menjelaskan, perseroan berharap Gollata ini bisa lebih mudah dikenali masyarakat. Juga agar masyarakat di Makassar dan Sulsel secara umum bisa merasa banggaintuk mengonsumsi produk lokal milik daerah sendiri.
Seluruh produk Gollata lanjut Wisnu merupakan gula kemasan yang diproduksi sendiri oleh Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Bone, PG Camming dan PG Takalar, dengan berbahan baku tebu yang ditanam dan diproses langsung di Sulsel.
“Kita harap ini juga menjadi ikon baru dengan tag line ‘Teman Manis Kita’. Sebab kami meyakini Gollata merupakan gula lokal yang manis alami dan bisa dikonsumsi pada aktivitas keseharian baik lingkungan rumah tangga, perkantoran, bisnis, pergaulan dan lingkungan lainnya,” jelas Wisnu.
Gollata sendiri sudah memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan pemerintah pusat mulai dari SNI, BPOM, hingga perolehan sertifikasi halal, dengan harapan jaminan produk gula ini bisa memenuhi kebutuhan gula masyarakat yang bersih, segar dan manis.
Sementara, dari sisi harga di pasaran, penjualan Gollata akan disesuaikan dengan harga eceran tertinggi atau HET yakni di kisaran Rp12.500 per kilogram.
Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi PTPN XIV yang dinilai mampu menciptakan inovasi baru di tengah tingginya permintaan akan kebutuhan konsumsi gula yang telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Ini adalah produk lokal. Tentu kita dukung sepenuhnya inovasi PTPN ini. Pemprov siap membantu pendistribusian produk Gollata baik melalui UMKM, koperasi hingga Dinas Perdagangan,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan, dengan adanya produk Gollata ini agar masyarakat bisa lebih mencintai produk lokal. Apalagi menurutnya, rasa dari produk gula ini bisa bersaing dengan produk gula yang sudah lebih dulu ada. Dari sisi harga, juga ditawarkan sesuai HET di pasaran.
Selain peluncuran produk Gollata, dilakukan pula penandatanganan MoU antara PTPN Wilayah XIV dengan beberapa Koperasi dan UMKM untuk mendistribusikan produk Gollata di wilayah masing-masing.
Koperasi tersebut di antaranya Kopkar Jaya di Kabupaten Takalar, Kopkar Sipatuo di Keera di Wajo, Kopkar Maccinong di Bone, Kopkar Camming di Camming, dan Kopkar 14 di Kota Makassar.
Selain itu, perseroan juga menyalurkan CSR dengan bantuan berupa gula dan uang tunai kepada Panti Asuhan di sekitar kantor Direksi PTPN Wilayah XIV sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Target Produksi 63.000 ton
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Wilayah XIV menargetkan penggilingan gula kristal putih hingga akhir 2020 sebanyak 63.000 ton atau naik 50 persen dibandingkan dengan produksi gula tahun lalu.
Direktur PTPN Wilayah XIV Ryanto Wisnuardhy mengatakan 63.000 ton target produksi gula itu diperoleh dari perkebunan masyarakat yang kemudian diolah oleh pabrik gula PTPN di sejumlah daerah.
“Sekitar empat ton itu kita peroleh dari perkebunan masyarakat. Kemudian diolah oleh pabrik PTPN, karena kan ada juga petani yang tidak punya pabrik jadi dialihkan ke kami,” terang Wisnu.
Wisnu menjelaskan, upaya mendorong target giling 63.000 ton yaitu untuk memenuhi jumlah produksi dalam negeri yang setiap tahunnya hanya mampu menyerap 2-2,5 juta ton.
Untuk produksinya akan dijalankan oleh tiga Pabrik Gula (PG) milik PTPN XIV di antaranya PG Araseo dan PG Camming di Kabupaten Bone, dan PG Takalar di Kabupaten Takalar. Di dua daerah ini telah tersedia bahan baku tebu yang ditanam di sekitar wilayah pabrik, termasuk lahan warga.
“Langkah ini dapat memperkuat pasokan gula dalam negeri dan mengurangi impor dalam jangka panjang, meski belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi gula secara nasional sebanyak 6,5 juta ton per tahun,” ungkap Wisnu.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan stok gula selama masa pandemi dan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru, ia mengatakan PTPN XIV meluncurkan produk Gollata. Produk dengan berat kemasan satu kilogram ini dinilai bisa memenuhi masyarakat memperoleh kebutuhan gula.
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Wilayah XIV resmi memperkenalkan produk gula terbaru yakni Gollata. Kehadiran produk Gollata ini diharap mampu memenuhi kebutuhan pasar di tengah tingginya kebutuhan masyarakat akan gula.
Penggunaan bahasa daerah dalam produk ini sendiri dinilai akan menjadi ciri khas. Nama Gollata sendiri diambil dari bahasa Bugis yang berarti Gula Kita. Unsur kearifan lokal pada nama produk ini sengaja ditonjolkan sebagai bentuk strategi marketing.
Wisnu menjelaskan, perseroan berharap Gollata ini bisa lebih mudah dikenali masyarakat. Juga agar masyarakat di Makassar dan Sulsel secara umum bisa merasa banggaintuk mengonsumsi produk lokal milik daerah sendiri.
Seluruh produk Gollata lanjut Wisnu merupakan gula kemasan yang diproduksi sendiri oleh Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Bone, PG Camming dan PG Takalar, dengan berbahan baku tebu yang ditanam dan diproses langsung di Sulsel.
“Kita harap ini juga menjadi ikon baru dengan tag line ‘Teman Manis Kita’. Sebab kami meyakini Gollata merupakan gula lokal yang manis alami dan bisa dikonsumsi pada aktivitas keseharian baik lingkungan rumah tangga, perkantoran, bisnis, pergaulan dan lingkungan lainnya,” jelas Wisnu.
Gollata sendiri sudah memenuhi persyaratan dan standar yang ditetapkan pemerintah pusat mulai dari SNI, BPOM, hingga perolehan sertifikasi halal, dengan harapan jaminan produk gula ini bisa memenuhi kebutuhan gula masyarakat yang bersih, segar dan manis.
Sementara, dari sisi harga di pasaran, penjualan Gollata akan disesuaikan dengan harga eceran tertinggi atau HET yakni di kisaran Rp12.500 per kilogram.
Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi PTPN XIV yang dinilai mampu menciptakan inovasi baru di tengah tingginya permintaan akan kebutuhan konsumsi gula yang telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
“Ini adalah produk lokal. Tentu kita dukung sepenuhnya inovasi PTPN ini. Pemprov siap membantu pendistribusian produk Gollata baik melalui UMKM, koperasi hingga Dinas Perdagangan,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan, dengan adanya produk Gollata ini agar masyarakat bisa lebih mencintai produk lokal. Apalagi menurutnya, rasa dari produk gula ini bisa bersaing dengan produk gula yang sudah lebih dulu ada. Dari sisi harga, juga ditawarkan sesuai HET di pasaran.
Selain peluncuran produk Gollata, dilakukan pula penandatanganan MoU antara PTPN Wilayah XIV dengan beberapa Koperasi dan UMKM untuk mendistribusikan produk Gollata di wilayah masing-masing.
Koperasi tersebut di antaranya Kopkar Jaya di Kabupaten Takalar, Kopkar Sipatuo di Keera di Wajo, Kopkar Maccinong di Bone, Kopkar Camming di Camming, dan Kopkar 14 di Kota Makassar.
Selain itu, perseroan juga menyalurkan CSR dengan bantuan berupa gula dan uang tunai kepada Panti Asuhan di sekitar kantor Direksi PTPN Wilayah XIV sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Target Produksi 63.000 ton
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Wilayah XIV menargetkan penggilingan gula kristal putih hingga akhir 2020 sebanyak 63.000 ton atau naik 50 persen dibandingkan dengan produksi gula tahun lalu.
Direktur PTPN Wilayah XIV Ryanto Wisnuardhy mengatakan 63.000 ton target produksi gula itu diperoleh dari perkebunan masyarakat yang kemudian diolah oleh pabrik gula PTPN di sejumlah daerah.
“Sekitar empat ton itu kita peroleh dari perkebunan masyarakat. Kemudian diolah oleh pabrik PTPN, karena kan ada juga petani yang tidak punya pabrik jadi dialihkan ke kami,” terang Wisnu.
Wisnu menjelaskan, upaya mendorong target giling 63.000 ton yaitu untuk memenuhi jumlah produksi dalam negeri yang setiap tahunnya hanya mampu menyerap 2-2,5 juta ton.
Untuk produksinya akan dijalankan oleh tiga Pabrik Gula (PG) milik PTPN XIV di antaranya PG Araseo dan PG Camming di Kabupaten Bone, dan PG Takalar di Kabupaten Takalar. Di dua daerah ini telah tersedia bahan baku tebu yang ditanam di sekitar wilayah pabrik, termasuk lahan warga.
“Langkah ini dapat memperkuat pasokan gula dalam negeri dan mengurangi impor dalam jangka panjang, meski belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi gula secara nasional sebanyak 6,5 juta ton per tahun,” ungkap Wisnu.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan stok gula selama masa pandemi dan menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru, ia mengatakan PTPN XIV meluncurkan produk Gollata. Produk dengan berat kemasan satu kilogram ini dinilai bisa memenuhi masyarakat memperoleh kebutuhan gula.