PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Surat Berharga Komersial (SBK) Rp 566 miliar. Jasa Marga juga sudah menyusun penggunaan instrumen pasar uang untuk Korporasi Non-Bank berbentuk surat sanggup dan berjangka waktu sampai dengan satu tahun tersebut.
“Hasil penerbitan dari SBK ini akan digunakan untuk modal kerja, belanja modal serta kebutuhan perusahaan lainnya,” kata Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (14/10).
Sebelumnya, kata dia, target perolehan dana Jasa Marga dari SBK yakni Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun. Eka menambahkan, dana yang diterima hari ini (14/10) dipastikan dapat memenuhi kebutuhan Working Capital Jasa Marga.
“SBK dipilih karena dapat menjaga cash flow jangka pendek mengingat pembayaran bunga SBK dilakukan secara discounted sebesar 6,8 peren,” tutur Eka.
Dia menambahkan, SBK tersebut juga dapat digunakan sebagai bridging financing sebelum perusahaan mendapatkan pendanaan jangka panjang. Contohnya, kata dia, menerbitkan obligasi atau instrumen capital market lainnya.
Eka memastikan, untuk selanjutnya, Jasa Marga tetap membuka peluang untuk menerbitkan produk lain dari capital market ataupun pasar uang sebagai alternatif sumber pendanaan. Dengan adanya alternatif-alternatif pendanaan tersebut, Eka mengatakan Jasa Marga juga turut menambah basis investor yang terlibat dalam pembangunan jalan tol di Indonesia.
Permintaan yang masuk untuk Obligasi Berkelanjutan II tersebut mencapai angka Rp 2,7 triliun melebihi nilai yang ditawarkan yaitu Rp 2 triliun. Jasa Marga menggunakan dana hasil penerbitan obligasi di antaranya untuk modal kerja, pemeliharaan jalan tol, peningkatan fasilitas dan sarana penunjang jalan tol lainnya.
SBK I Jasa Marga Tahun 2020 memiliki tingkat suku bunga yang sangat kompetitif, mengingat dasar suku bunga yang digunakan adalah Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR)+ (85-160 bps). Saat ini JIBOR cukup rendah, yaitu sebesar 4,7 persen pertahun. SBK jatuh tempo selama 12 bulan serta telah mendapatkan peringkat idA1+ (A satu plus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Pada September 2020, Jasa Marga juga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed dalam aksi penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I Tahun senilai Rp 2 triliun. Pada tahun sebelumnya, Jasa Marga juga telah menerbitkan sejumlah alternatif pendanaan di antaranya yaitu Sekuritisasi Pendapatan Tol Jagorawi, Project Bond JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) dan Global IDR Bond (Komodo Bond).
Sumber Republika, edit koranbumn