Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen pengembangan geopark atau taman bumi, salah satunya dengan menetapkan Geopark Gunung Sewu ke dalam Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Borobudur dan sekitarnya, sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Saat pandemi ini, wisata alam geopark akan menjadi pemicu awal economic recovery yang menyerap tenaga kerja dan menjadi multiplier effect sektor lain. “Pengembangan Geopark Gunung Sewu menjadi Unesco Global Geopark (UGG) terbukti memberikan kontribusi terhadap ekonomi lokal. PAD dari geopark di tiga kabupaten mengalami peningkatan dari sebelumnya Rp 31,1 miliar di 2015 menjadi Rp 43,8 miliar di 2019.
Ini suatu lonjakan yang cukup besar, hampir 50 persen. Selain kontribusi ekonomi, pengembangan geopark ini juga memberikan manfaat terhadap terjaganya warisan alam dan budaya, pengayaan intelektual dan edukasi, bertambah baiknya kondisi lingkungan, memperkuat identifikasi asli masyarakat yang meningkatkan kebanggaan dan rasa memiliki atas wilayahnya, serta memicu kebangkitan inovasi ekonomi kreatif masyarakat yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelas Deputi Arifin saat meninjau Geopark Gunung Sewu, Rabu (14/10).
Kunjungan tersebut menjadi bagian rangkaian Kunjungan Kerja Menteri PPN/Kepala Bappenas bersama Gugus Tugas Kementerian PPN/Bappenas untuk Percepatan Penanganan Covid-19 dalam rangka Peninjauan Kesiapan Pemulihan Ekonomi dan Sosial dan Persiapan Transformasi Ekonomi Jawa Tengah-Yogyakarta sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas.
Pengembangan geopark berkontribusi pada pencapaian 10 dari 17 tujuan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (TPB/SDGs). Saat ini, Kementerian PPN/Bappenas juga sedang menyusun Rencana Aksi Nasional Geopark untuk mengintegrasikan pengembangan geopark terhadap tujuan TPB/SDG.
Sebagai salah satu kawasan perintis dalam pengembangan geopark nasional, Geopark Gunung Sewu meliputi tiga kabupaten yaitu Pacitan, Wonogiri dan Gunung Kidul, serta tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dengan luas 1.802 km2. Geopark Gunung Sewu terdiri atas 33 geosite, yaitu 13 situs di Gunung Kidul, 7 situs di Wonogiri, dan 13 situs di Pacitan.
Geopark ini berhasil mempertahankan status UGG melalui proses revalidasi pada 2019, setelah sebelumnya mendapatkan sertifikat Green Card dari UNESCO pada Agustus 2020, status UGG di 2015 dan geopark nasional pada 2013. “Geopark Gunung Sewu yang kita lihat ini baru saja mendapatkan validasi UGG untuk masa empat tahun ke depan. Ini merupakan prestasi karena untuk mendapatkan status UNESCO saja susah, apalagi mempertahankannya.
Di Indonesia kita punya 19 geopark yang kelasnya nasional, lima di antaranya mendapatkan status UGG, termasuk Geopark Gunung Sewu ini. Patut kita syukuri karena Gunung Sewu ini unik, mencakup tiga kabupaten kota dan di tiga provinsi, tentunya sulit untuk mengelolanya, tapi berkat kerja sama multipihak, kita bisa mencapai prestasi ini,” jelas Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas Himawan Hariyoga.
Prestasi tersebut tidak lepas dari kolaborasi tiga pihak yaitu pemerintah pusat (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), pemerintah provinsi, pemerintahan kabupaten, serta pelibatan masyarakat secara aktif termasuk perguruan tinggi dan sektor swasta. Kementerian PPN/Bappenas juga menekankan tiga strategi menghadapi masa pandemi Covid-19.
Pertama, mengakselerasi pengembangan geopark sebagai salah satu strategi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pemulihan industri pariwisata berbasis ekonomi lokal. Kedua, mengelaborasi pendekatan digital dan sosial media dalam strategi komunikasi dan promosi geopark. Ketiga, mempererat kerja sama antar daerah bersama-sama masyarakat di antaranya dengan memperkuat kapasitas kelembagaan pengelola. “Dari sisi pembiayaan, tidak cukup hanya mengandalkan APBN, harus ada kemitraan multipihak.
Bisa melalui swasta, filantropi, bisa juga BUMN tertarik untuk memberikan dukungan. Dalam kunjungan ini, kami melihat secara keseluruhan, termasuk percepatan pemulihan melalui sektor wisata yang tetap menerapkan protokol kesehatan agar tetap produktif dan aman Covid-19,” ujar Sesmen Himawan.
Di sela kunjungan ke Geopark Gunung Sewu, rombongan Kementerian PPN/Bappenas juga meninjau Geosite lembah Ngingrong, Geosite Baron-Kukup-Krakal, pembangunan DAK pariwisata di Pantai Krakal, Baron Technopark, serta Geosite Gunung Api Purba Nglanggeran dengan inovasi produk cokelat yang berhasil menyabet penghargaan Asean Community Based Tourism Award (2016) dan sejumlah anugerah lainnya.