PT Waskita Karya (Persero) Tbk berharap industri perbankan dapat membantu pembiayaan untuk proyek jalan tol ruas Palembang-Betung, Sumatra Selatan, yang ditaksir menelan dana senilai Rp7 triliun.
Destiawan Soewardjono, Presiden Direktur PT Waskita Karya (Persero) Tbk, mengatakan ruas Palembang-Betung yang merupakan bagian dari Tol Kayuagung-Palembang-Betung (Kapal Betung), merupakan 1 dari 11 ruas yang masuk tahap konstruksi dan digarap perseroan di Tanah Air.
“Kondisi pandemi Covid-19 ini membuat [keuangan] kami ‘sesak nafas’, sudah di leher ini. Apalagi di Tol Kapal Betung pakai dana internal karena belum ada perbankan yang bantu proyek ini,” katanya saat groundbreaking pembangunan ruas Palembang-Betung di Kabupaten Banyuasin, Kamis (15/10/2020).
Menurut Destiawan, bantuan financing dari perbankan dapat mempercepat proses konstruksi proyek. Dengan demikian, tol yang masuk dalam jaringan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) tersebut bisa tuntas tepat waktu.
“Kami tetap semangat karena fokusnya untuk bantu pemerintah dan memang [jalan tol] adalah bisnis utama kami,” katanya.
Oleh karena itu, dia mengemukakan, perseroan berkomitmen untuk segera menyelesaian pembangunan Tol Kapal Betung.
Diketahui, Tol Kapal Betung sepanjang 111,69 kilometer (km), yang digarap anak usaha PT Waskita Sriwijaya Toll, terbagi dalam tiga seksi, yakni seksi I adalah Kayu Agung—Jakabaring sepanjang 34 km. Ruas tersebut telah beroperasi sejak April 2020.
Selanjutnya, seksi 2 adalah Jakabaring—Kramasan sepanjang 8,50 km yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi. Perusahaan menargetkan seksi 2 rampung beroperasi pada Desember 2020.
Terakhir, seksi 3 yakni ruas Kramasan (Palembang) – Betung sepanjang 69,19 km. Ruas yang bakal menambah konektivitas ke provinsi tetangga, Jambi, tersebut ditarget beroperasi pada Desember 2021.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit, menambahkan pihaknya berharap pemerintah daerah dapat mendorong bank pembangunan daerah (BPD) untuk terlibat dalam pembiayaan proyek jalan tol.
“Ke depan cukup banyak pembangunan jalan tol di Sumsel sehingga kami mohon BPD-nya didorong untuk ikut serta biayai proyek tersebut,” ujarnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru meyakini investasi yang dikucurkan Waskita untuk ruas Palembang—Betung cukup menjanjikan.
“Investasi ini bisa segera BEP (break event point) dalam waktu dekat. Karena, sejak Jalan Lintas Timur bagus, ada tol Palembang—Indralaya, semua truk tumpah di Palembang, sementara yang menuju Jambi hanya 1 ruas ini, jadi pasti ramai dilintasi,” katanya.
Menurutnya, target lalu lintas harian (LHR) Tol Palembang—Betung sebanyak 15.000 unit kendaraan per hari bisa tercapai begitu tol tersebut beroperasi.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Hedy Rahadian, mengatakan pihaknya tetap memperjuangkan agar pembiayaan proyek-proyek JTTS bersumber dari APBN.
“Kita harus mengamankan JTTS masuk dalam APBN. Akan tetapi, saya kira partisipasi investasi, dari Waskita dan investor pendukung baru juga sangat kami harapkan,” katanya.
Hedy mengatakan, kehadiran infrastruktur jalan bebas hambatan merupakan instrumen untuk pengembangan wilayah.
Pemerintah berharap aktivitas ekonomi di sepanjang koridor jalan tol dapat meningkat. Bahkan, kata dia, saat ini konsep yang digagas pemerintah adalah beyond toll, di mana bertujuan untuk membangun pusat pertumbuhan ekonomi di sepanjang jalan tol.
Sumber Bisnis, edit koranbumn