Satu sumber, seperti dikutip www.pymnts.com dari Bloomberg, Kamis (29/10/2020, menyebutkan bahwa PT Telekomunikasi Selular sedang mempertimbangkan untuk membeli convertible bonds senilai US$150 juta atau lebih kurang Rp2,2 triliun yang diterbitkan oleh Gojek.
Bloomberg melaporkan bahwa detail investasi apa pun atau apakah akan terjadi, pembelian masih harus dikerjakan.
Seorang juru bicara Gojek menolak berkomentar kepada Bloomberg, dan Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro enggan mengomentari kemungkinan kesepakatan karena perjanjian non-disclosure.
Hantoro juga mengatakan bahwa perseroan mencari peluang untuk melakukan akuisisi, termasuk kemungkinan startup.
Tech in Asia melaporkan bahwa dengan 171 juta pelanggan, Telkomsel bisa dibilang adalah operator nirkabel terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Tech in Asia melaporkan bahwa Gojek telah menerima pendanaan dalam putaran Seri F dari investor termasuk Facebook, Google, PayPal, dan Tencent. Saingan Gojek Grab sedang dalam pembicaraan dengan Alibaba tentang potensi investasi US$3 miliar.
Pada Juni, Gojek memangkas lebih dari 400 pekerjaan—sekitar 9 persen dari angkatan kerjanya—setelah bisnis yang dilanda pandemi.
Awal bulan ini, Bloomberg melaporkan bahwa investor Grab, Softbank, mendorong kesepakatan antara Gojek dan Softbank.
Analisis pasar telekomunikasi Asia pada 30 September oleh TechCrunch menyatakan bahwa salah satu alasan merger teknologi di negara-negara seperti Indonesia relatif jarang terjadi adalah karena pasar yang begitu besar sehingga para pemula memiliki banyak ruang untuk tumbuh sendiri.
Sumber Bisnis, edit koranbumn