Lalu lintas penerbangan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II (Persero) pada 28 Oktober 2020 mencetak rekor harian tertinggi di tengah pandemi.
Pada tanggal tersebut jumlah penumpang pesawat di 19 bandara perseroan tercatat 110.530 orang dengan 1.069 penerbangan, atau melebihi catatan tertinggi sebelumnya pada 23 Agustus 2020 yakni sekitar 95.000 orang penumpang pesawat dengan 1.045 penerbangan.
Khusus di Bandara Soekarno-Hatta jumlah penumpang pada 28 Oktober 2020 mencapai 64.021 orang dengan 644 penerbangan, di mana data ini juga merupakan yang tertinggi bagi Bandara Soekarno-Hatta di tengah pandemi.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan ramainya lalu lintas penerbangan pada 28 Oktober kemarin dapat ditangani dengan baik oleh perseroan dan stakeholder di 19 bandara.
“Penerbangan berjalan lancar, pelayanan sesuai standar, dan protokol kesehatan tetap berjalan baik di bandara-bandara PT Angkasa Pura II, di tengah ramainya penumpang pesawat pada 28 Oktober yang merupakan hari pertama periode libur panjang 28 Oktober – 1 November 2020,” jelas Muhammad Awaluddin.
Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa tingginya jumlah penumpang pesawat ini menandakan bahwa masyarakat tidak ragu untuk naik pesawat di tengah pandemi. Hal ini karena PT Angkasa Pura II dan stakeholder berkolaborasi penuh menerapkan protokol kesehatan yang salah satunya diimplementasikan melalui konsep Biosafety dan Biosecurity Management.
Muhammad Awaluddin memaparkan COVID-19 ini mulai berdampak pada akhir Maret di mana jumlah penumpang pesawat mulai mengalami penurunan. Kemudian, penurunan berlanjut pada April – Mei yang mencapai titik terendah, dan mulai merangkak naik pada Juni seiring dengan Safe Travel Campaign yang digalakkan PT Angkasa Pura II bersama stakeholder. Kini, pada Oktober bisa mencapai titik tertinggi di tengah pandemi.
“Ini mengindikasikan kepercayaan masyarakat sudah membaik khususnya di bandara-bandara PT Angkasa Pura II sejalan dengan protokol kesehatan yang dijalankan ketat dan disiplin,” ujar Muhammad Awaluddin.
Di sisi lain, kelancaran operasional bandara dan penerbangan di saat ramainya penumpang juga mengindikasikan kesiapan PT Angkasa Pura II dan maskapai dalam menyiapkan suplai ketika permintaan tumbuh.
“Masyarakat yang ingin bepergian dengan pesawat naik tinggi, dan di saat bersamaan maskapai siap menyediakan suplai yakni kursi pesawat. Begitu juga dengan PT Angkasa Pura II yang mendukung seluruh aktivitas penerbangan melalui kesiapan terminal, sisi darat, sisi udara, beserta seluruh proses operasional dan bisnisnya,” ujar Muhammad Awaluddin.
Muhammad Awaluddin menambahkan, “Melihat tren lalu lintas penerbangan saat ini maka nantinya ketika Indonesia sudah memulai program vaksinasi terkait COVID-19, kami meyakini penerbangan rute domestik akan semakin pulih lebih cepat sejalan dengan keyakinan yang meningkat dari masyarakat terhadap sektor penerbangan nasional.”
Stimulus PSC
Salah satu faktor pendorong tingginya jumlah penumpang pada 28 Oktober adalah stimulis passenger service charge (PSC) yang diberikan pemerintah di 5 bandara PT Angkasa Pura II.
Melalui stimulus tersebut, penumpang pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Silangit, Kualanamu, dan Banyuwangi, tidak perlu membayar PSC sehingga harga tiket pesawat dapat lebih murah.
Adapun jumlah penumpang di 5 bandara tersebut pada 28 Oktober adalah 79.938 orang, atau mencapai sekitar 72,32% % dari total penumpang 19 bandara.
“Stimulus PSC bagi 5 bandara tersebut sangat tepat, karena jumlah penumpang di bandara-bandara itu mencapai 72,32% dari 19 bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II. Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah atas adanya stimulus PSC ini,” ujar Muhammad Awaluddin.
PT Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara, yaitu Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), Kertajati (Majalengka), Kualanamu (Deli Serang), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Sultan Iskandar Muda (Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).
Lalu, Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit, Banyuwangi, Tjilik Riwut (Palangkaraya), Radin Inten II (Lampung), Fatmawati Soekarno (Bengkulu) dan HAS Hanandjoeddin (Belitung).
Sumber AP2, edit koranbumn