PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus meningkatkan pencapaian 5 Prioritas Kementerian BUMN yang telah dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir di awal kepemimpinannya. Kelima prioritas itu terdiri dari Nilai Ekonomi dan Sosial untuk Indonesia, Inovasi Model Bisnis, Kepemimpinan Teknologi, Peningkatan Investasi dan Pengembangan Talenta.
Direktur Utama RNI Eko Taufik Wibowo, Rabu, 4 November 2020, di Jakarta, mengatakan, RNI telah menjalankan berbagai program dalam rangka merealisasikan lima prioritas Kementerian BUMN tersebut. Dari aspek peningkatan Nilai Ekonomi dan Sosial, RNI bersama BUMN Klaster Pangan terus mendorong peningkatan produktivitas pertanian serta kesejahteraan petani melalui pengembangan pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang dilaksanakan di Sukamandi, Subang.
“Sasarannya adalah peningkatan produktivitas padi sebesar 70%, dari 5 ton per hektar menjadi 8,5 ton per hektar, serta peningkatan kesejahteraan petani melalui sistem corporate farming,” ungkapnya.
Di bidang industri gula yang merupakan salah satu core business RNI, perseroan hadir melalui program kemitraan tebu bagi masyarakat desa di sekitar lahan perkebunan. Eko mengatakan, program kemitraan yang dijalankan di HGU Pabrik Gula Jatitujuh ini, telah berjalan selama dua musim tanam (MT), yaitu MT tahun 2018/2019 dan 2019/2020.
Keanggotaan kemitraan tebu pada MT 2019/2020 mencapai sekitar 3.300 peserta, melonjak dari MT sebelumnya yang diikuti sekitar 1.800 peserta. Total Sisa Hasil Usaha (SHU) yang dibagikan pada MT 2019/2020 sekitar Rp1,2 miliar. Program ini juga berkontribusi dalam pembentukan 7 Badan usaha Milik Desa (BUMDes) di 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu dan Majalengka.
“Program ini bertujuan untuk membuka peluang usaha di bidang budidaya tebu, guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, kemitraan ini berkontribusi dalam meningkatkan pasokan bahan baku tebu bagi pabrik gula RNI,” ujarnya.
Eko menambahkan, kontribusi RNI dalam peningkatan nilai ekonom dan sosial juga dijalankan melalui program kemitraan yang menyasar UMKM. Sampai dengan kuartal ke-3 tahun 2020, RNI telah menyalurkan dana kemitraan sekitar Rp4 miliar, dimana 63% diantaranya diserap oleh UMKM sektor perdagangan, disusul oleh sektor jasa sebesar 25%. UMKM binaan RNI juga tersebar di berbagai daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Barat.
Selain itu, lebih lanjut Eko mengatakan, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih terjadi, melalui program Bina Lingkungan, RNI secara berkala melaksanakan penyaluran bantuan sosial untuk masyarakat yang membutuhkan. Bantuan berupa kebutuhan pokok, bantuan pendidikan, serta sarana dan prasarana umum. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap masyarakat yang membutuhkan.
Dalam upaya pencegahan Covid-19, Eko mengatakan, RNI berperan aktif dalam penyediaan alat kesehatan dan obat-obatan di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran. RNI juga konsisten memasok berbagai kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) ke Rumah Sakit Rujukan Pemerintah serta instansi yang membutuhkan. Produk utama yang disalurkan meliputi alat rapid test, handsanitizer, face shied, masker, goggle glass, ventilator, APD, dan boots.
Dari aspek Inovasi Model Bisnis. Eko menjelaskan, RNI terus memberikan nilai tambah melalui pengembangan produk-produk baru yang telah dan akan diluncurkan ke pasar ritel. Upaya memperkuat sektor ritel ini merupakan wujud konkrit RNI dalam peningkatan kualitas produk, guna berkontribusi memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sementara itu dari aspek Kepemimpinan Teknologi, menurut Eko, RNI terus melakukan berbagai inovasi. Dari sisi operasional, RNI tengah mengembangkan inovasi pemanfaatan limbah ampas tebu menjadi kemasan ramah lingkungan. Selain itu, ada juga penerapan teknologi foto udara untuk mempercepat pemetaan dan analisis lahan perkebunan dan memanfaatkan teknologi drone untuk pengaplikasian precision farming pada pilot project pengembangan lahan pertanian 1.000 hektar di Sukamandi, yang dikembangkan oleh BUMN Klaster Pangan.
Untuk peningkatan investasi, menurutnya, RNI tengah menggenjot optimalisais aset perusahaan yang berlokasi di sejumlah titik strategis baik di Jakarta maupun di luar Jakarta. “Kami telah melakukan kajian highest and best use untuk sejumlah aset strategis perusahaan. Diharapkan aset-aset perusahaan tersebut semakin bernilai tambah sehingga berkontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan dan pertumbuhan investasi,” ujarnya.
Terkait aspek pengembangan SDM, Eko mengatakan, di tengah upaya perusahaan melakukan transformasi bisnis menuju proses integrasi BUMN Pangan ini, penguatan core value AKHLAK menjadi sangat penting sebagai pondasi pengembangan SDM perusahaan. Untuk itu, ia terus mendorong seluruh karyawan agar dapat konsisten berpijak pada prinsip-prinsip Core Value AKHLAK, yaitu siap untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya, terus meningkatkan kemampuan agar semakin kompeten di bidangnya, konsisten menjaga harmoni di dalam dan di luar perusahaan, tetap loyal dan berdedikasi dalam mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, adaptif menghadapi tantangan dan persaingan, serta kolaboratif agar bisa terus tumbuh semakin besar.
Sekilas PT RNI (Persero)
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) merupakan BUMN yang saat ini memprioritaskan aktivitas bisnisnya pada bidang pangan dalam rangka mendukung program pemerintah mewujudkan ketahanan pangan. Saat ini RNI bersama 8 BUMN pangan lainnya tergabung kedalam Klaster BUMN Pangan. RNI sebagai Ketua Klaster, berperan aktif mendorong sinergi antar BUMN anggota Klaster Pangan guna mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, dan keberlanjutan pangan Indonesia.
Dalam aktivitas bisnisnya, RNI memiliki 11 Anak Perusahaan dalam bidang agroindustri, alat kesehatan, bidang perdagangan dan distribusi serta memiliki jaringan sebanyak 48 cabang yang tersebar di kota besar seluruh Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19, RNI berperan aktif dalam penyediaan alat Kesehatan, obat-obatan, serta APD di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Jakarta, serta di RS BUMN, RS rujukan lainnya dan Instansi yang membutuhkan.