Bus listrik mulai beroperasi di Bali dengan rute dari pusat perkantoran atau civic center Renon menuju kawasan WR Supratman kemudian Polda Bali, dilanjutkan ke Institut Seni Indonesia, Universitas Warmadewa, kembali ke Renon.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan saat ini masih dilakukan tahap uji coba terhadap dua armada bus listrik selama dua bulan hingga Desember 2020. Sedangkan, untuk tahap pertama dalam satu lintasan ditargetkan sebanyak 30 armada dapat beroperasi di Pulau Dewata.
“Untuk kali ini hanya dilakukan uji coba dulu, selanjutnya akan dievaluasi dan perbaikan layanan,” tuturnya, dalam acara launching bus listrik dan bus KSPN di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jumat (6/11/2020).
Samsi menuturkan, uji coba bus listrik ini dilakukan sebagai implementasi Pergub Bali No. 48 th 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai guna mendukung program pemerintah untuk efisiensi energi dan pengurangan polusi di bidang transportasi.
Selanjutnya, adapun sumber dana bus listrik yang diproduksi di Madiun ini berasal dari Kementerian Perhubungan, ditambah dengan dana dari BPD Bali, dan administrasinya dibantu oleh Perusda Bali.
“Uji coba ini hanya sementara, sampai nanti kementerian mempersiapkan pengadaan bus baru,” tambahnya.
Direktur Operasi PT INKA I Gede Agus Prayatna menyampaikan bus listrik ini dapat menampung 16 penumpang duduk, 9 penumpang berdiri dengan ukuran bus 8×3 meter, berbobot 8 ton, dengan kecepatan 85 km/jam, mampu menempuh jarak 200 Km dan kapasitas charger 80 kWh.
“Untuk charging kita memerlukan waktu selama tiga setengah jam,” jelasnya.
Bus listrik ini memiliki keunggulan tidak mengeluarkan suara bising ketika beroperasi, dan tidak ada residu berupa asap atau gas buang yang menyebabkan polusi.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan penggunaan bus listrik merupakan salah satu kebijakan untuk menuju Bali mandiri energi dengan energi bersih termasuk dalam penggunaan sarana transportasi.
“Kami juga kembangkan pembangkit listrik yang dibangun bersumber dari bahan baku energi bersih, tidak menggunakan batu bara, solar minyak, yang berbasis fosil,” tuturnya.
Kedepan, Koster berharap agar Pulau ini dapat menyuplai kendaraan listrik berbasis baterai ke berbagai daerah di luar Bali dengan kerja sama yang akan dilakukan dengan PT Wijaya Karya Bali.
Sumber Bisnis, edit koranbumn