Badan usaha milik negara (BUMN) di sektor konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. optimistis bisa membukukan nilai kontrak baru lebih dari Rp20 triliun pada akhir 2020.
Direktur SDM Adhi Karya Agus Karianto menyebut perseroan telah menggenggam kontrak baru senilai Rp17,3 triliun per 12 Desember 2020. Realisasi itu. naik hampir 21 persen dibandingkan pencapaian sepanjang 2019 senilai Rp14,7 triliun. Dalam waktu 14 hari ke depan, emiten bersandi saham itu membidik tambahan kontrak baru sebesar Rp3 triliun.
“Sampai akhir tahun kami akan merencanakan kira-kira [kontrak baru] lebih dari Rp20 triliun. Pada sisa 14 hari terakhir ini kami masih bisa membukukan kontrak baru dengan peningkatan sekitar 40 persen dibandingkan perolehan kontrak 2019,” jelas Agung dalam paparan publik daring, Selasa (15/12/2020).
Berdasarkan data perseroan, Adhi Karya membukukan kontrak baru senilai Rp17,3 triliun per November 2020 yang berasal dari proyek pemerintah sebesar 44 persen, investasi 45 persen, BUMN 8 persen, dan swasta 3 persen.
Dari sisi lini bisnis, proyek yang dikerjakan kontraktor pelat merah ini didominasi oleh konstruksi dan energi sebesar 95 persen, properti sebesar 4 persen, dan lainnya 1 persen.
“Dari tipe pekerjaan, 62 persen itu adalah pekerjaan jalan. Perolehan kontrak baru kami ada feeding dari investasi yang paling besar Rp7,8 triliun yaitu tol Solo—Jogja,” imbuh Agus.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan target kontrak baru dipasang menyesuaikan dengan strategi perseroan yang ingin menyeimbangkan kontrak baru untuk konstruksi (feeding) dan pendapatan berulang (recurring) melalui proyek-proyek pemerintah, BUMN, properti, maupun investasi.
“Ini kami juga ambil komposisi secara berimbang untuk menjaga keluwesan dari strategi pembiayaan kami khususnya karena memang tahun depan kami juga akan melakukan aksi-aksi korporasi,” kata Entus dalam paparan publik secara daring, Selasa (15/12/2020).
Dengan target kontrak baru itu, lanjut Entus, perseroan berharap pendapatan dan laba bakal mampu terangkat kembali. Hingga akhir 2020, manajemen Adhi Karya memperkirakan pendapatan hanya akan mencapai 70 persen dari pendapatan dari 2019 atau sekitar Rp10,71 triliun.
“Harapannya untuk tahun depan itu ada pertumbuhan karena carry over dari omzet kontrak yang sudah kita peroleh sudah cukup bagus di 2020. Kemudian tentu laba akan mengikuti,” ujar Entus.
Sumber Bisnis, edit Koranbumn