PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memperkirakan penyelesaian proyek jalur Light Rail Transit/kereta layang ringan atau LRT Jabodebek mundur hingga Juni 2022.
Direktur Operasi 2 Adhi Karya Pundjung Setya Brata menjelaskan molornya penyelesaian proyek LRT Jabodebek dipengaruhi oleh wabah Covid-19 dan kendala pembebasan lahan untuk pembangunan depo.
“Sehingga kami mengalami produktivitas yang turun,” kata dia di Jakarta pada Kamis, 4 Juni 2020.
Sampai dengan 22 Mei 2020 kemajuan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 71,2 persen.
Secara rinci kemajuan pada setiap lintas pelayanan mulai dari Pelayanan 1 – Cawang – Cibubur sudah 85,7 persen. Kemudian lintas pelayanan 2 – Cawang – Kuningan – Dukuh Atas capai 65,9 persen, dan untuk lintas pelayanan 3 – Cawang – Bekasi Timur sentuh 64,8 persen.
Pada Maret 2020, Pundjung menerangkan, baru akan merampungkan seluruh sistem persinyalan dan hal-hal yang terkait dengan teknis pengoperasian kereta yang digadang-gadang tanpa masinis.
Setelah itu masih akan ada uji coba yang dilakukan langsung oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) selama tiga bulan. Oleh karenanya, LRT Jabodebek baru akan beroperasi penuh pada Juni 2022.
Dengan mulai diterapkannya protokol kenormalan baru atau new normal, Pundjung optimis intensitas pembangunan LRT akan dapat kembali bangkit secara bertahap.
“Sehingga commercial operating date diharapkan Juni 2022. Ini adalah update terakhir dari pekerjaan LRT,” tutur Pundjung.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan LRT Jabodebek akan beroperasi penuh pada November 2021.
“Ini bukan hanya proyek APBN, tetapi kolaborasi dari beberapa kementerian seperti BUMN dan Perhubungan,” katanya.