Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi resmi menandatangani kontrak pembangunan Instalasi Pengelolaan Air (IPA) dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Jumat (22/1/2021).
Dengan begitu, kapasitas air bersih di Kota Medan, Kota Binjai, dan Kabupaten Deliserdang (Mebidang) akan bertambah hingga 1.100 liter/detik.
Edy juga menyerahkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Mebidang kepada Adhi Karya
Pembangunan SPAM ini akan membantu memenuhi kebutuhan air bersih di Mebidang. Saat ini pasokan air bersih hanya mampu memenuhi 64 persen dari kebutuhan warga Mebidang.
“Kebutuhan kita itu 11.000 liter/detik, baru mampu memenuhinya sekitar 7.000 liter/detik, masih kurang 4.000 liter/detik. Dengan pembangunan SPAM ini maka akan bertambah 1.100 liter/detik,” kata Edy di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Jumat (22/1/2021).
Menurut Edy, rencana pembangunan SPAM ini sudah dimulai dari 7 tahun lalu, namun rencana ini baru dapat terealisasi di tahun 2021 karena terdapat kendala yang melibatkan banyak stakeholder.
Sumber air yang digunakan nantinya adalah Sungai Sei Bingei yang terletak di Kota Binjai.
Adapun, SPAM Mebidang ini memiliki kapasitas 2×1.100 liter/detik. Namun, pembangunannya dilakukan dalam dua tahap, dimana 1.100 liter/detik pada tahun 2021. Sisa pembangunan akan dilanjutkan di tahun 2024.
Edy mengakui meskipun SPAM Mebidang ini telah dibangun, regional ini masih akan kekurangan air bersih sekitar 3.900 liter/detik. Oleh karena itu, Edy berharap ada investor lain yang bersedia menambah kapasitas persediaan air bersih Mebidang.
“Ada beberapa insvestor yang sudah menawarkan, ada kapasitas 200 liter/detik, 500 liter/detik bahkan dari Cina juga ada 300 liter/detik,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan Direktur Air Minum Ditjen Cipta Karya Yudha Mediawan, total nilai proyek SPAM ini adalah Rp700 miliar.
Terdapat empat paket dalam pembangunan SPAM Regional Mebidang, dua paket konstruksi dan dua paket supervisi. Paket konstruksi yaitu pembangunan Jaringan Distribusi Utama (JDU) yang dipegang oleh PT Brantas Abipraya sedangkan untuk supervisinya dipegang oleh PT Bina Lestari Lingkungan Sejahtera.
Paket konstruksi berikutnya adalah Instalasi Pengelolaan Air (IPA) oleh PT Adhi Karya Tbk dengan supervisinya PT Virama Karya, PT Pemetar Argeo Consultant Engineering dan PT Graha Purna Karya Consultant.
“Untuk JDU sepanjang 36 km dengan nilai proyek Rp435 miliar. Dua minggu lalu sudah tanda tangan kontrak di depan Presiden dan Menteri PUPR,” kata Yudha.
Yudha mengamini proyek ini memang sudah direncanakan sejak tujuh tahun yang lalu, namun terjadi ketidaksepahaman antara stakeholder di tiga daerah tersebut sehingga pembangunan terhambat.
Sumber Bisnis, edit koranbumn