PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menargetkan perolehan kontrak baru sekitar Rp 24 triliun sampai Rp 25 triliun di tahun ini. Target tersebut naik 21,82% dari realisasi tahun lalu sebesar Rp 19,7 triliun.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto menjelaskan sampai dengan Februari 2021, ADHI telah menggenggam perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,5 triliun (di luar pajak), atau naik sebesar 37% dibandingkan perolehan kontrak baru pada Januari 2020 sebesar Rp 0,4 triliun (di luar pajak).
Ia bilang, perolehan kontrak baru berdasarkan lini bisnis masih didominasi dari sektor konstruksi dan energi mencapai 91%. Kemudian disusul properti 8% dan sisanya berasal dari lini bisnis lainnya.
“Pada tahun 2021 ini, kontribusi pendapatan terbesar untuk ADHI masih dari sektor konstruksi yang terdiri jalan, gedung, bendungan, SPAM dan lain-lain,” kata Farid kepada Kontan.co.id, Senin ( 12/4).
Adapun ADHI juga telah menyiapkan sejumlah strategi yang akan dijalankan tahun ini diantaranya strategi operasional dan strategi keuangan. Dari sisi operasional ADHI akan melakukan peningkatan produktivitas dengan tetap menjaga protokol Covid-19, menargetkan beberapa proyek investasi kepemilikan minoritas dengan tetap selektif dalam pemilihannya, penciptaan recurring income, dan penguatan pemasaran sektor properti.
“Sedangkan dari sisi financial, ADHI akan melakukan efisiensi Internal, relaksasi perbankan, pengetatan belanja modal dan akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk percepatan pembayaran proyek besar,” tambahnya.
Dengan strategi tersebut, ADHI pun memproyeksikan kenaikan pendapatan dapat tumbuh sekitar 20%-25% di tahun 2021.
Selain itu, ADHI juga mencanangkan belanja modal atau Capital expenditure (capex) tahun ini Rp 3,3 triliun. “Rencana penggunaan capex sendiri Rp2,4 T akan digunakan untuk penyertaan ke proyek investasi dan sisanya untuk aset tetap,” tambahnya.
Sebagai informasi, sampai dengan Desember 2020, ADHI berhasil mendapatkan order book sebesar Rp 49,2 triliun. Sementara di tahun ini, ADHI memproyeksikan order book akan naik sekitar 20%. Hal itu seiring dengan target kenaikan kontrak baru yang didominasi oleh proyek-proyek infrastruktur.
“Selain berasal dari kontrak baru tahun 2021, order book tahun 2021 pun berasal dari carry over kontrak dari tahun 2020 ke tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun,” ujarnya.
Tercatat, dari tahun 2020 ke tahun 2021 carry over kontrak sebesar Rp 34,9 triliun (di luar pajak), sehingga nilai total order book sampai dengan Februari 2021 sebesar Rp 36,4 triliun (di luar pajak).
Berdasarkan laporan keuangan 2020, ADHI berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 10,8 triliun. Adapun ADHI juga mencatat laba kotor sebesar Rp 1,7 triliun.














