PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengungkapkan akan mulai meninggalkan bisnis menara dan berfokus kepada bisnis inti, yang diperkirakan bakal menyerap lebih banyak investasi dalam beberapa tahun ke depan.
Vice President Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin mengatakan perseroan melihat tren industri operator telekomunikasi digital secara global tidak lagi membangun menara. Operator global mengalihkan dari memiliki menjadi menyewa agar lebih efisien.
“Dalam rangka efisiensi kinerja perusahaan sehingga dapat fokus kepada pengembangan core business layanan terkini,” kata Denny
Denny menjelaskan pengalihan menara dari Telkomsel ke Mitratel berada di jalur yang tepat. Sejalan dengan implementasi transformasi bisnis Telkomsel dengan mengedepankan pengelolaan aset dan kinerja organisasi yang lebih ideal dan efektif.
Dengan menempuh langkah ini, Telkomsel optimistis percepatan transformasi perusahaan dalam bisnis layanan digital dapat makin terwujud serta memperkuat ekosistem gaya hidup digital yang inklusif di Indonesia.
“Dana yang diperoleh dari transaksi ini akan dimaksimalkan akselerasi dalam mengembangkan investasi membangun ekosistem layanan digital Telkomsel,” kata Denny.
Analis Kresna sekuritas Etta Rusdiana berpendapat alasan Telkomsel baru melepas sejumlah menara yang mereka miliki karena kebutuhan investasi yang besar dalam menggelar 5G.
Era generasi kelima makin dekat seiring dengan potensi kehadiran spektrum frekuensi baru pada bandwith 2,3 GHz dan 700 MHz pada 2022.
Di samping itu, undang-undang Cipta Kerja yang memperbolehkan berbagi spektrum dan infastruktur aktif dalam menggelar 5G turut menjadi pemacu kehadiran 5G di Tanah Air.
Telkomsel pun bergegas menyiapkan anggaran besar untuk mengembangkan 5G. Selain mendapat dana segar dari penjualan menara, kata Etta, Telkomsel juga berpeluang untuk menghemat biaya operasional berkisar 30 persen – 50 persen dengan beralih dari pemilik menjadi penyewa menara.
“Karena sekarang akan memasuki capex cycle 5G dan detail aturan berbagi frekuensi/jaringan akan segera keluar,” kata Etta.
Sementara itu, Chief Marketing Officer Jarvis Asset Management Kartika Sutandi memprediksi aksi pelepasan menara oleh Telkomsel akan terus terjadi secara bertahap.
Alasan Telkomsel hanya melepas 6.050 menara dari total 18.000 menara yang mereka miliki, menurut Kartika, karena Telkomsel masih mempertimbangkan pertumbuhan bisnis dari sisa menara yang dimliki saat ini.
Pelepasan menara secara bertahap juga berkaitan dengan kepemilikan 35 persen saham Singtel di Telkomsel, yang menyebabkan Telkomsel tidak bisa melepas menara yang dimilikinya secara leluasa.
“Menurut saya Telkomsel akan melepas semua, tapi bertahap,” kata Kartika.
Kartika juga berpendapat bahwa pelepasan menara yang dilakukan oleh Telkomsel merupakan bagian dari persiapan Telkomsel menyikapi perubahan persaingan di industri telekomunikasi ke depan.
Undang-undang Cipta Kerja yang memperbolehkan operator seluler untuk berbagi infrastruktur aktif dan pasif akan membuat industri telekomunikasi makin dinamis dalam hal perluasan konektivitas jaringan telekomunikasi.
Sumber Bisnis, edit koranbumn