Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) optimistis arus kargo mobil Completely Build Up (CBU) baik ekspor maupun impor akan tumbuh di sisa 2024.
Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi menuturkan, keyakinan pertumbuhan tersebut seiring dengan potensi pertumbuhan permintaan terhadap mobil pada paruh kedua 2024. Menurutnya, secara siklus, tingkat permintaan kendaraan pada semester II akan lebih tinggi dibandingkan dengan semester I.
“Kita optimistis arus kargo mobil ini akan tumbuh di sisa tahun ini. Dari diskusi bersama automaker mereka juga bilang bakal meningkat pengirimannya di semester II/2024,” jelas Sugeng saat ditemui di Kantor IPCC, Jakarta pada Selasa (30/7/2024).
Sugeng memaparkan, pertumbuhan arus kargo mobil akan ditopang oleh meningkatnya produksi para pabrikan atau car maker.
Dia mencontohkan, produsen mobil asal Jepang akan mulai menggenjot produksinya pada semester II setelah mempersiapkan rencana produksi dalam setahun ke depan. Hal tersebut karena periode tahun pajak di Jepang dimulai pada April.
Kemudian, dia menuturkan pasar pembeli mobil hasil ekspor Indonesia kebanyakan berasal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara serta daerah lain seperti Meksiko, Arab Saudi, dan lainnya. Sugeng mengatakan, kebutuhan mobil pada negara-negara tersebut akan lebih besar pada semester II.
“Biasanya akan ada perayaan hari besar keagamaan atau perayaan lain, ini banyak terjadi pada semester II. Sehingga, Kita yakin arus kargo mobil ini bisa tumbuh,” ujar Sugeng.
Adapun, Sugeng menuturkan arus kargo mobil CBU secara konsolidasi mengalami penurunan sebesar 1,25% year on year (yoy) pada semester I/2024. Secara terperinci, arus kargo mobil pada terminal perusahaan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah sebesar 260.033 unit atau turun 14,96% yoy.
Sementara itu, arus kargo mobil pada terminal terminal satelit IPCC mencapai 133.006 unit, atau naik 44,2% bila dibandingkan dengan semester I/2023.
Sugeng berharap, para pabrikan mobil dapat mengirimkan seluruh kargo yang dibuat di dalam negeri untuk diekspor melalui terminal IPCC, serta dapat meningkatkan volume impor kendaraan. Dia menambahkan, hingga akhir 2024 dan ke depannya, kendaraan elektrik atau electric vehicle (EV) diproyeksikan mampu menyumbangkan sekitar 30.000 unit, khususnya mobil dari China.
Sumber Bisnis, edit koranbumn