Sempat terseok-seok, pengumpulan kontrak baru PT Adhi Karya Tbk (ADHI) diperkirakan akan membaik pada sisa tahun ini. Hingga Oktober, tercatat ADHI baru mengantongi kontrak baru hingga Rp 7,5 triliun. Emiten infrastruktur ini menargetkan bisa mengantongi Rp 27 triliun kontrak baru pada tahun ini.
Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengungkapkan, walau ADHI berpotensi mendapatkan nilai kontrak baru yang cukup besar pada kuartal IV-2020, dia meyakini target tersebut sepertinya sulit tercapai.
“Kami meyakini sekalipun ADHI mendapatkan kontrak baru yang besar pada sisa tahun ini, kemungkinan ADHI hanya akan membukukan kontrak baru senilai Rp 21 triliun sepanjang 2020. Hitungan kami, pada kuartal IV-2020 ini, terdapat kontrak baru senilai Rp 19,7 triliun yang berpotensi bisa dimenangkan beberapa di antaranya oleh ADHI,” ujar Joey
Joey memperkirakan, kontrak baru yang mungkin dimenangkan oleh ADHI adalah proyek jalan tol Solo-Jogja-Kulonprogo yang memiliki nilai Rp 7,8 triliun. ADHI memiliki kepemilikan sebesar 24% pada proyek tersebut. Selain itu, kontrak baru lain yang mungkin dimenangkan ADHI adalah proyek jalan tol Binjai – Langsa yang punya nilai Rp 4,4 triliun seiring ADHI sudah melakukan pembicaraan dengan pemilik proyek, Hutama Karya.
Dengan peluang kontrak baru yang besar pada kuartal IV-2020, Joey melihat order book milik ADHI akan menidngkat. Joey menghitung, order book ADHI pada 2020 akan mencapai Rp 40 triliun. Jumlah tersebut merepresentasikan rasio order book-to-revenue milik ADHI sebesar 2,9 kali, lebih tinggi dari rata-rata sektor yang hanya 2,4 kali.
Di satu sisi, Joey menilai pada tahun ini arus kas milik ADHI masih akan tetap utuh. Hal ini lantaran ADHI akan mendapatkan pembayaran lagi dari LRT Jabodebek dan Sigli-Banda Aceh yang nilainya mencapai Rp 4 triliun. Bahkan, cash flow tersebut diperkirakan akan semakin membaik pada tahun depan.
“Cash flow ADHI pada 2021 akan meningkat seiring dengan metode pembayaran tambahan untuk proyek LRT Depo diganti dengan metode turnkey senilai Rp 4,2 triliun dari skema pembayaran awal yang ditangguhkan dalam kurun waktu 12 tahun. Pembayaran ini akan dilakukan setelah selesainya proyek pada semester pertama 2021,” tambah Joey.
Joey memperkirakan pada tahun ini ADHI dapat mencatatkan pendapatan sebesar Rp 13,95 triliun dengan laba bersih Rp 79 miliar. Sementara pada tahun depan, pendapatan ADHI dapat mencapai Rp 16,25 triliun dengan laba bersih Rp 399 miliar.
Dengan prospek yang membaik, Joey pun merekomendasikan untuk beli saham ADHI dengan target harga Rp 770 per saham. Tapi, target harga tersebut lebih rendah daripada harga saham ADHI hari ini. Rabu (18/11), harga saham ADHI menguat 1,10% ke Rp 920 per saham.
Sumber Kontan, edit koranbumn