Tak hanya bank digital, bank besar juga memperbesar dan memperkuat ekosistem di layanan SuperApp. Bank Mandiri misalnya akan mengintegrasikan layanan anak usaha sebagai fitur Livin’ by Mandiri secara bertahap.
Artinya, Bank berlogo pita emas ini akan memboyong layanan dari asuransi, manajemen investasi, sekuritas, hingga leasing ke digital banking. Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri menyatakan tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nasabah terhadap produk yang lengkap dan bervariatif.
“Bank Mandiri akan terus mengembangkan Livin’ sebagai superapp yang menyediakan berbagai produk dan layanan Bank Mandiri maupun ekosistem yang dibutuhkan oleh nasabah. Ditambah dengan berbagai fitur yang sudah ada saat ini,” ujar Thomas kepada Kontan.co.id pada Minggu (19/12).
Thomas menyatakan, pertumbuhan transaksi layanan digital telah mencapai lebih dari 50% pada tahun 2021 ini. Dia berharap pertumbuhan pengguna dan transaksi digital banking ini bisa terus meningkat dibanding sebelumnya di sepanjang 2022.
Tercatat, total transaksi finansial Livin’ by Mandiri menembus lebih dari Rp 1.500 triliun sampai dengan November 2021. Pencapaian itu berkat meningkatnya jumlah pengunduh aplikasi digital banking itu hingga lebih dari 9 juta pengguna.
Bank Mandiri memiliki arahan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk teknologi informatika sebanyak Rp 2 triliun di tahun 2022 mendatang. Tahun ini, capex IT Bank Mandiri mencapai Rp 2 triliun dan operational expenditure IT mencapai Rp 2 triliun.
Adapun Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyatakan akan menghadirkan beragam fitur menarik dalam aplikasi BRImo di 2022 mendatang. Tujuannya, agar layanan digital banking ini menjadi financial supermarket yang menghadirkan fasilitas ticketing, voucher games dan layanan lainnya.
“Selain itu kami akan terus meningkatkan engagement melalui peningkatan pengalaman nasabah yang lebih baik dengan melakukan integrated payment dan partnership. Melalui strategi tersebut BRI optimistis tahun depan pengguna Brimo dapat tumbuh double digit secara tahunan,” ujar Aestika kepada Kontan.co.id.
Tahun ini, BRI menyiapkan capex cukup besar untuk pengembangan IT yakni mencapai Rp 4,5 triliun. Itu merupakan modal BRI dalam menghadapi era digital.
Hingga September 2021, serapannya telah mencapai 73% yang sebagian besar digunakan untuk melakukan modernisasi ataupun enhancement terhadap sistem BRI, peningkatan security system BRI, dan adopsi teknologi terbaru untuk mendukung inovasi digital dan enhancement IT BRI.
Adapun jumlah pengguna BRImo naik naik 55,954% yoy menjadi mencapai 13,45 juta akun. Dari sisi transaksi, BRImo juga mampu membukukan 1.155,93 juta transaksi atau naik 76,32% YoY dengan volume penjualan mencapai Rp1.169 triliun.
Setali tiga uang, BTN yang fokus di kredit perumahan juga mengoptimalkan layanan digital banking. Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyatakan capex sepanjang 2021 mencapai Rp 500 miliar. Hingga saat ini sudah terpakai sekitar Rp 300 miliar yang paling banyak untuk TI.
Ia menyebut akan merilis digital mortgage banking sebagai SuperApp pada 2022 mendatang. Selain itu BTN juga aktif mengembangkan mobile banking, dan aplikasi BTN Properti dan Smart Residence. Sebenarnya Bank BTN sudah memiliki BTN Properti sebagai platform jual beli rumah, pemasaran dan pengajuan KPR online.
Sumber Kontan, edit koranbumn
















