PT Angkasa Pura I (Persero) melakukan proses peletakan batu pertama proyek pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dalam upaya meningkatkan pariwisata di daerah tersebut.
“Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado ini merupakan salah satu upaya Angkasa Pura I untuk mendukung program pemerintah bidang pariwisata yaitu pengembangan lima destinasi wisata super prioritas, di mana Likupang yang berada di Sulawesi Utara merupakan salah satu dari lima destinasi tersebut,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi usai peletakan batu pertama, di Manado, Senin (9/3/2020).
Pada peletakan batu pertama yang dihadiri Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey itu, Faik mengatakan proyek pengembangan Bandara Sam Ratulangi tesebut ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Walaupun saat ini kondisi industri pariwisata cukup terpukul dengan adanya pandemi Virus Corona yang menyebar luas di penjuru dunia dan menurunkan minat masyarakat untuk melakukan perjalanan, namun dalam jangka panjang potensi pertumbuhan industri pariwisata cukup tinggi.
Pada 2025 Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menargetkan 1 juta wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Sulawesi Utara yang didukung oleh pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang yang berada di atas lahan seluas 396 hektare. Pengembangan Likupang ini dapat mendorong kunjungan wisman sebanyak 162 ribu orang pada 2025 atau berkontribusi 16 persen dari total target 1 juta wisman.
Proyek pengembangan Bandara Sam Ratulangi akan meningkatkan kapasitas terminal dari 2,7 juta menjadi 5,7 juta orang per tahun di atas lahan seluas 57.296 meter persegi. Sebagai informasi, pada 2019 Bandara Sam Ratulangi telah melayani 2,2 juta penumpang, dengan 22,7 ribu pergerakan pesawat, serta 13,6 ribu ton kargo.
Bandara ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan fix bridge yang semula 3 unit menjadi 5 unit. Konter check-in dari 30 unit menjadi 45 unit. Area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat, nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan. Untuk roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.
Secara umum, desain terminal Bandara Sam Ratulangi mengombinasikan konsep tradisional dan modern. Sentuhan tradisional berupa motif batik Tarawesan Pareday yang tercipta dalam bentuk geometris (pakarisan) yang menyerupai sebuah perulangan garis sebagai representasi sebuah simbol gelombang kehidupan manusia yang hadir dari dua arah, yaitu arah atas dan bawah. Sisi modern akan tampak pada fasilitas-fasilitas terminal yang berstandar internasional.
Dari sisi kinerja pelayanan, Bandara Sam Ratulangi memiliki nilai kepuasan pengguna jasa sebesar 4,75 di tahun 2019, yang artinya pengguna jasa sangat puas dengan pelayanan bandara. Ini juga telah menempatkan Bandara Sam Ratulangi di peringkat 11 dari 78 bandara di seluruh dunia.
“Diharapkan dengan pengembangan ini akan semakin meningkatkan posisi bandara ke depannya,” ujar Faik Fahmi.
Bandara Sam Ratulangi Manado adalah salah satu dari 6 bandara yang ditargetkan selesai pengembangannya pada tahun 2020 ini. Lima bandara lainnya di antaranya yaitu Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara El Tari Kupang, Terminal 1 Bandara Juanda Surabaya, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Sentani Jayapura.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
Selanjutnya proses pengembangan bandara yang akan diselesaikan di tahun 2021 mendatang adalah Bandara Sultan Hasanudin Makassar dan Bandara Internasional Lombok.
Sumber Bisnis, edit koranbumn