PT Angkasa Pura I menangkap peluang pada tahun kerbau logam dengan mengoptimalkan jaringan rute domestik menyusul adanya varian jenis baru Covid-19 di Inggris yang kini dilabeli VUI-202012/01.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengakui proyeksi sebelumnya memang tidak seindah yang dibayangkan. Terlebih dengan berita terakhir adanya virus baru yang membuat pemerintah menutup pintu masuk bagi warga negara asing (WNA) ke Indonesia pada 2021.
Namun, lanjutnya, berdasarkan kondisi di China, penerbangan domestik tetap dapat berjalan dengan baik kendati rute internasional terganggu. Industri penerbangan di China, sebutnya, sudah hampir mendekati kondisi normal.
Menurut Faik, varian jenis baru corona tersebut akan memberikan dampak yang sangat signifikan pada industri penerbangan termasuk lalu lintas udara. Saat ini operator pelat merah tersebut masih cukup optimis lantaran lalu lintas udara dapat meningkat secara bertahap kendati akan berlangsung cukup lambat.
“Indonesia mirip dengan China melihat kondisi pasar domestik pada industri penerbangaan saat ini. Sementara lupakan dulu internasional. Faktor domestik faktor yang menguntungkan yang diharap jadi tumpuan ke depan. Kuncinya pastikan protokol kesehatan di bandara dilaksanakan secara baik sehingga menimbulkan rasa aman bagi penumpang,” katanya, Minggu (3/1/2021).
Berdasarkan kalkulasinya, saat ini lalu lintas penerbangan sudah mencapai 50 persen dari normal. Pergerakan penumpang di bandara lazimnya mencapai 230.000 penumpang per harinya. Saat ini sudah mencapai level sekitar 97.000 rata-rata per hari.
“Saya berhitung, kita bisa capai big event minimum 130.000-135.000 per hari penumpangnya. Sekarang posisinya sudah di 97.000 rata-rata, kalau kondisinya terus baik itu jadi peluang,” imbuhnya.
Sejauh ini seluruh bandara AP I pada periode 18 Desember 2020 hingga 29 Desember dapat mengangkut 1,23 juta penumpang dengan rata-rata penumpang yang diangkut per hari adalah 102.541.
Menurutnya apabila dibandingkan dengan kondisi sebelum periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada 1-15 Desember, jumlah penumpang harian mengalami peningkatan sekitar 5 persen dari 97.526 penumpang.
Faik meyakini adanya peningkatan pada periode Desember awal dan masuk periode Nataru, tetapi tidak begitu signifikan. Hal ini sejalan dengan adanya ketentuan baru terkait protokol kesehatan dan adanya pengetatan syarat penerbangan.
Sumber Bisnis, edit koranbumn