PT Aneka Tambang Tbk (Antam) membukukan laba bersih pada 2021 kemarin sebesar Rp 1,86 triliun. Laba bersih ini naik 62 persen dibandingkan realisasi 2020.
Direktur Utama Antam Nicholas Kanter menjelaskan laba bersih yang naik ini juga didukung kenaikan pendapatan. Tercatat, pada 2021 Antam membukukan pendapatan Rp 38,44 triliun atau tumbuh 40 persen dibandingkan 2020.
“Pencapaian kinerja positif tersebut tidak terlepas dari upaya Antam untuk terus melakukan inovasi dalam bidang produksi dan penjualan dengan fokus pada peningkatan nilai tambah produk, optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien,” ujar Niko, Rabu (16/3/2022).
Niko menjelaskan produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 67 persen terhadap total penjualan Antam dengan nilai penjualan sebesar Rp 25,94 triliun. Tercatat pada 2021 pertumbuhan nilai penjualan emas Antam mencapai 34 persen (yoy), dari penjualan 2020 sebesar Rp 19,36 triliun.
Pertumbuhan nilai penjualan tersebut sejalan dengan kenaikan volume penjualan emas tahun 2021 dengan volume penjualan mencapai 29,38 ton, naik 33 persen dari penjualan 2020 sebesar 22,10 ton logam emas.
“Pada tahun 2021, Antam mampu meningkatkan basis pelanggan emas di dalam negeri dengan capaian penjualan emas domestik sebesar 28,28 ton. Atas realisasi tersebut, pada tahun 2021, Antam membukukan capaian tertinggi tingkat penjualan emas di pasar domestik sepanjang sejarah Perusahaan,” papar Niko.
Sepanjang tahun 2021, volume produksi bijih nikel konsolidasian Antam mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 131 persen dari tingkat produksi 2020 sebesar 4,76 juta wmt. Produksi bijih nikel Antam diperuntukan sebagai bahan baku pabrik feronikel Perusahaan serta penjualan kepada pelanggan di pasar domestik.
Capaian penjualan bijih nikel Antam tahun 2021 mencapai 7,64 juta wmt, tumbuh 132 persen dari capaian penjualan 2020 sebesar 3,30 juta wmt sejalan dengan upaya Perusahaan untuk meningkatkan jangkauan pelanggan domestik seiring outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel nasional. Kontribusi penjualan bijih nikel pada tahun 2021 mencapai Rp4,38 trilun, tumbuh 135 persen dari nilai penjualan tahun 2020 sebesar Rp1,87 triliun.
Pada tahun 2021, nilai penjualan komoditas dari Segmen Bauksit dan Alumina mencapai Rp1,43 triliun atau berkontribusi sebesar 4 persen dari total pendapatan Antam. Produksi bauksit pada tahun 2021 tercatat sebesar 1,67 juta wmt, tumbuh 8 persen dari capaian produksi 2020 sebesar 1,55 juta wmt.
Volume penjualan bauksit pada tahun 2021 tercatat sebesar 1,42 juta wmt, naik 16 persen dari penjualan 2020 sebesar 1,23 juta wmt. Sementara itu produksi alumina mencapai 95 ribu ton tumbuh 3 persen dari produksi tahun 2020 sebesar 93 ribu ton alumina.
Sedangkan capaian penjualan alumina sebesar 133 ribu ton alumina pada tahun 2021, tumbuh 61 persen dari volume penjualan tahun 2020 sebesar 83 ribu ton alumina.