Capaian Penjualan ANTAM FY17 Tumbuh 39% Dibandingkan FY16 Menjadi Rp12,65 Triliun
Peningkatan Laba Kotor ANTAM FY17 Mencapai 93% Menjadi Rp1,64 Triliun Dibandingkan FY16 Sebesar Rp851 Miliar
ANTAM Membukukan Laba Usaha FY17 Mencapai Rp600 Miliar, Naik Tajam 7.264% Dibandingkan FY16 Sebesar Rp8,15 Miliar
Laba Bersih ANTAM FY17 Meningkat 111% Menjadi Rp136 Miliar Dibandingkan Laba Bersih FY16 Sebesar Rp64 Miliar
Pada Tahun 2017, ANTAM Membukukan Kenaikan Signifikan Pada Kinerja Produksi & Penjualan Komoditas Utama ANTAM: Nikel, Emas & Bauksit
Konstruksi Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim Berjalan On-Track.
PT ANTAM Tbk (ANTAM; ASX – ATM; IDX – ANTM) mengumumkan peningkatan kinerja operasi, penjualan & keuangan yang signifikan pada tahun 2017. ANTAM mencatatkan pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) mencapai 96% menjadi Rp2,21 triliun dibandingkan dengan capaian EBITDA FY16 sebesar Rp1,13 triliun. Pertumbuhan EBITDA yang positif terutama disebabkan pertumbuhan signifikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM serta peningkatan efisiensi yang berujung pada stabilnya level biaya tunai operasi ANTAM. Penjualan bersih ANTAM di FY17 tercatat sebesar Rp12,65 triliun, naik 39% dibandingkan FY16. Tercatat ANTAM membukukan laba bersih sebesar Rp136 Miliar di FY17, naik tajam sebesar 111% dibandingkan capaian laba bersih FY16 sebesar Rp64 Miliar.
Pertumbuhan Kinerja Keuangan ANTAM FY17 yang Solid didukung Kenaikan Kinerja Produksi & Penjualan
Di FY17, nilai penjualan bersih ANTAM tercatat sebesar Rp12,65 triliun dengan komoditas emas merupakan komponen terbesar pendapatan Perseroan, berkontribusi sebesar Rp7,37 triliun atau 58% dari total penjualan bersih FY17.
Pada Tahun 2017, ANTAM kembali mencatatkan volume produksi dan penjualan tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Kinerja produksi feronikel mencapai 21.762 ton nikel (TNi) dalam feronikel, naik sebesar 7% dari capaian tahun 2016. Penjualan feronikel mengalami pertumbuhan 4% mencapai 21.813 TNi. Penjualan feronikel pada FY17 merupakan kontributor terbesar kedua dari total penjualan bersih ANTAM, dengan kontribusi sebesar Rp3,22 triliun atau 25% dari total penjualan bersih FY17.
Untuk komoditas emas, ANTAM mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.967 kg (63.240 oz). Sementara itu volume penjualan emas ANTAM di FY17 tercatat sebesar 13.202 kg (424.454 oz), tumbuh sebesar 29% dibandingkan volume penjualan periode FY16 sebesar 10.227 kg (328.806 oz) seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia ANTAM. Pendapatan ANTAM dari penjualan emas di FY17 tercatat sebesar Rp7,37 triliun. Capaian penjualan bersih tersebut naik 33% dibandingkan penjualan bersih emas FY16 yang tercatat sebesar Rp5,54 triliun.
ANTAM terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan perluasan pasar. ANTAM telah menandatangani kerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan 205 Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai channel penjualan dan distribusi penjualan emas ANTAM. Pada Tahun 2017, ANTAM melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia secara resmi melakukan perluasan distribusi pemasaran produk emas ANTAM ke Jepang melalui inovasi produk baru berupa emas batangan motif Hello Kitty (minted-bar Hello Kitty). ANTAM merupakan satu-satunya gold refinery di ASEAN yang memiliki sertifikat London Bullion Market Association (LBMA). Dengan sertifikat ini, produk emas ANTAM terjamin kepastian berat dan kemurniannya serta bisa diperdagangkan secara internasional.
Pada tahun 2017, ANTAM telah mendapatkan izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9 juta wmt (<1,7% Ni) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Di FY17, volume produksi bijih nikel naik 241% dengan total produksi sebesar 5,57 juta wmt dengan level volume penjualan mencapai 2,83 juta wmt atau naik 285% dibandingkan FY16. ANTAM mencatatkan pendapatan penjualan dari bijih nikel di FY17 sebesar Rp1,37 triliun atau tumbuh sebesar 364% dibandingkan nilai penjualan bijih nikel pada periode FY16 sebesar Rp295 miliar.
Seperti halnya pada bijih nikel, ANTAM juga telah mendapatkan rekomendasi ekspor mineral dari KESDM untuk bijih bauksit tercuci sebesar 850 ribu wmt. Pada tahun 2017, ANTAM mencatatkan volume produksi bijih bauksit sebesar 705.322 wmt, tumbuh sebesar 192% dengan volume penjualan mencapai 838.069 wmt, naik sebesar 181% dibandingkan capaian tahun 2016. Pada FY17 ANTAM mencatatkan pendapatan dari bijih bauksit sebesar Rp398 miliar naik 283% dibandingkan nilai penjualan bijih bauksit pada FY16 sebesar Rp104 miliar.
Laba kotor ANTAM di FY17 naik tajam sebesar 93% menjadi Rp1,64 triliun dibandingkan FY16 seiring dengan kenaikan nilai penjualan dan nilai beban pokok penjualan ANTAM di FY17 sebesar Rp11 triliun. Dengan adanya peningkatan laba kotor, maka ANTAM dapat mencatat laba usaha sebesar Rp600 miliar atau naik 7.264% dibandingkan laba usaha FY16 sebesar Rp8,15 miliar. Peningkatan laba usaha ini juga mendukung pencapaian laba bersih Perusahaan menjadi Rp136 miliar, naik signifikan sebesar 111% dibandingkan capaian laba bersih Perusahaan FY16 sebesar Rp64 miliar. Peningkatan kinerja produksi dan penjualan yang signifikan serta upaya ANTAM untuk beroperasi pada tingkat biaya tunai produksi yang rendah pada tahun 2017 mendukung capaian positif EBITDA ANTAM menjadi Rp2,21 triliun tumbuh 96% dibandingkan capaian FY16 sebesar Rp1,13 triliun.
Proyek pertumbuhan ANTAM: On Track
Dengan nilai kas dan setara kas sebesar Rp5,55 triliun, ANTAM masih memiliki posisi keuangan yang cukup solid. Proyek kunci ANTAM saat ini yang mencakup Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (P3FH) berjalan dengan on track dengan realisasi kontsruksi 38% sampai dengan akhir FY17. Direncanakan pabrik Feronikel Haltim (Line 1) memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi dimana konstruksi pabrik direncanakan selesai pada akhir tahun 2018. Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel ANTAM sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun. Dalam hal pengembangan komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT INALUM (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).
ANTAM Raih Penghargaan PROPER Emas Tahun 2017
Pada tahun 2017, ANTAM meraih PROPER Emas untuk pertama kalinya. Unit Bisnis Pertambangan Emas mendapat peringkat Emas dalam sub sektor Tambang Mineral. Sementara itu, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia mendapat peringkat Hijau dalam sub sektor Pengolahan Mineral dan Unit Bisnis Pertambangan Bauksit mendapat peringkat Hijau. Sedangkan peringkat Biru didapatkan oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara dan Entitas Anak Perusahaan, PT Cibaliung Sumber Daya dalam sub sektor Tambang Mineral. PROPER merupakan program pengawasan terhadap industri yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup.
Jumlah Pemegang Saham ANTAM Tumbuh 9,08% Sepanjang Tahun 2017
Sepanjang periode Januari sampai dengan Desember 2017, kinerja positif saham ANTAM tercermin dari peningkatan jumlah investor yang menginvestasikan sahamnya di ANTAM, yaitu tumbuh 9,08% dari 33.808 investor menjadi 36.877 investor. Saham ANTAM setiap harinya aktif diperdagangkan di BEI, sampai dengan Desember 2017 rata-rata volume perdagangan saham ANTAM per hari sebesar 40.668.685 saham dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp30,03 miliar.
Pada tahun 2017, saham ANTAM menjadi bagian dari Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite, Indeks IDX SMC Liquid dan Indeks PEFINDO Investment Grade (i-Grade) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham ANTAM juga tetap menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 dan Indeks IDX30 yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di BEI.
Siaran Pers ANTAM