PT Aneka Tambang Tbk (Persero) disingkat Antam mencatatkan pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas utama Perusahaan yang positif sepanjang tahun 2017 dibandingkan capaian kinerja produksi dan penjualan tahun 2016. Pada tahun 2017, Antam kembali mencatatkan volume produksi dan penjualan tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan. Kinerja produksi feronikel mencapai 21.762 ton nikel (TNi) dalam feronikel, naik sebesar 7% dari capaian tahun 2016. Penjualan feronikel mengalami pertumbuhan 4% mencapai 21.813 TNi.
Untuk komoditas emas, volume penjualan emas Antam mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 29% atau mencapai 13.202 kg seiring dengan strategi pengembangan pasar emas baik domestik dan ekspor serta inovasi produk Logam Mulia Antam. Komoditas emas merupakan kontributor terbesar terhadap nilai penjualan unaudited Antam sebesar Rp7,37 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan produksi dan penjualan yang signifikan untuk komoditas bijih nikel dan bijih bauksit, seiring dengan didapatkannya izin ekspor bijih nikel kadar rendah (<1,7 %Ni) mencapai 3,9 juta wet metric ton (WMT) dan bijih bauksit tercuci sebesar 850.000 wmt dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) atas komitmen nyata Antam mengembangkan hilirisasi mineral di dalam negeri.
Pada tahun 2017, volume produksi bijih nikel naik 241% dengan total produksi sebesar 5,57 juta wmt dengan level volume penjualan mencapai 2,83 juta wmt atau naik 285% dibandingkan capaian tahun 2016.
Stream komoditas bauksit turut memberikan kontribusi positif pada tahun 2017. Volume produksi bauksit tercatat 705.322 wmt, tumbuh sebesar 192% dengan volume penjualan mencapai 838.069 wmt, naik sebesar 181% dibandingkan capaian tahun 2016.
Sepanjang tahun 2017, pendapatan unaudited komoditas bijih nikel dan bauksit tercatat masing-masing sebesar Rp1,32 triliun dan Rp398 miliar.
Direktur Utama Antam, Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan “Pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan Antam tahun 2017 mencerminkan upaya Antam untuk terus bertumbuh dan memberikan imbal hasil yang positif kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan. Pertumbuhan kinerja operasional yang positif, berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan unaudited Perusahaan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 38% dengan total pendapatan mencapai Rp12,55 triliun. Seiring dengan peningkatan trend harga komoditas, Antam berkomitmen untuk meningkatkan capaian kinerja Perusahaan tahun 2018 dengan menjaga biaya tunai produksi tetap rendah.”
Di tahun 2017, konstruksi pabrik Feronikel Haltim (Line 1) tetap on track dengan progres fisik mencapai 37,92%. Direncanakan pabrik Feronikel Haltim (Line 1) memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 TNi dimana konstruksi pabrik direncanakan selesai pada akhir tahun 2018.
Nantinya dengan selesainya proyek pembangunan Pabrik Feronikel Haltim (Line 1) akan meningkatkan kapasitas total terpasang feronikel Antam sebesar 50% dari kapasitas produksi feronikel terpasang saat ini sebesar 27.000 TNi menjadi 40.500 TNi per tahun.
Dalam hal pegembangan komoditas bauksit, saat ini Antam terus berfokus pada pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) bekerjasama dengan PT Inalum (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGA per tahun (Tahap 1).
Pada tahun 2017, Antam berhasil meraih Juara Umum pada ajang Annual Report Award (ARA) 2016. Dalam penyelenggaraan ARA ke-16 ini, selain meraih predikat Juara Umum, Antam juga menjadi Juara Pertama pada kategori BUMN Non Keuangan Listed. Penghargaan ARA 2016 diikuti oleh 314 perusahaan di Indonesia yang terbagi dalam 11 kategori penilaian. Pada penyelenggaraan ARA sebelumnya, Antam telah berhasil meraih penghargaan Annual Report Award pada tahun 2001, 2004, 2007, 2008, 2011, 2012, 2013, dan 2014.
Pada tahun 2017, Antam meraih PROPER Emas untuk pertama kalinya. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBP Emas) mendapat peringkat Emas dalam sub sektor Tambang Mineral. Sementara itu, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia mendapat peringkat Hijau dalam sub sektor Pengolahan Mineral dan Unit Bisnis Pertambangan Bauksit mendapat peringkat Hijau. Sedangkan peringkat Biru didapatkan oleh Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara dan Entitas Anak Perusahaan, PT Cibaliung Sumber Daya dalam sub sektor Tambang Mineral. PROPER merupakan program pengawasan terhadap industri yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup. Aspek penilaian PROPER meliputi izin lingkungan, pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), dan potensi kerusakan lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan).
Pada tahun 2017, saham Antam menjadi bagian dari Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite, Indeks IDX SMC Liquid dan Indeks PEFINDO Investment Grade (i-Grade) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks IDX SMC merupakan kelompok saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan menengah, yang terdiri dari Indeks IDX SMC Composite dan Indeks IDX SMC Liquid. Sedangkan Indeks PEFINDO i-Grade merupakan kelompok 30 saham Perusahaan Tercatat yang mendapatkan Investment Grade dari PEFINDO. Saham Antam juga tetap menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 dan Indeks IDX30 yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di BEI.
Sepanjang periode Januari sampai dengan Desember 2017, kinerja positif saham Antam tercermin dari peningkatan jumlah investor yang menginvestasikan sahamnya di Antam, yaitu tumbuh 9,08% dari 33.808 investor menjadi 36.877 investor. Saham Antam setiap harinya aktif diperdagangkan di BEI, sampai dengan Desember 2017 rata-rata volume perdagangan saham Antam per hari sebesar 40.668.685 saham dengan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp30,03 miliar.
Sumber Situs Web ANTAM