PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) anggota MIND ID – BUMN Holding Industri Pertambangan, mengumumkan capaian pertumbuhan kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun buku 2022 (Januari-Desember 2022, FY22). Capaian pertumbuhan tersebut didukung upaya ANTAM untuk mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama berbasis nikel, emas dan bauksit di tengah kondisi pemulihan ekonomi global serta outlook positif komoditas logam dasar dan logam mulia sepanjang FY22.
Penguatan performa profitabilitas ANTAM tercermin dari capaian laba tahun berjalan FY22 yang mencapai Rp3,82 triliun, tumbuh siginifikan 105% dibandingkan laba tahun berjalan tahun buku 2021 (Januari-Desember 2021, FY21) sebesar Rp1,86 triliun. Optimalisasi tingkat produksi dan penjualan komoditas utama ANTAM mendukung capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) FY22 yang mencapai sebesar Rp7,35 triliun, naik 29% dari EBITDA FY21 sebesar Rp5,71 triliun.
Sepanjang FY22, ANTAM mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun, tumbuh 19% jika dibandingkan penjualan pada periode FY21 sebesar Rp38,45 triliun. Di tengah tantangan kenaikan biaya energi dan bahan baku, ANTAM dapat menjaga profitabilitas capaian laba kotor FY22 sebesar Rp8,21 triliun, tumbuh 29% year over year (YoY) jika dibandingkan laba kotor FY21 sebesar Rp6,36 triliun. ANTAM membukukan laba usaha FY22 sebesar Rp3,94 triliun, tumbuh 44% YoY dibandingkan FY21 sebesar Rp2,74 triliun. Tercatat total penghasilan lain-lain, bersih ANTAM sepanjang FY22 mencapai Rp1,27 triliun tumbuh signifikan dari total penghasilan lain-lain, bersih FY21 sebesar Rp305 miliar. Pertumbuhan laba bersih ANTAM FY22 memperkuat nilai laba bersih per saham dasar ANTAM sebesar Rp159,00 tumbuh signifikan YoY dari nilai FY21 sebesar Rp77,47 per saham dasar.
Dari sisi posisi keuangan Perusahaan, pada FY22 ANTAM mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian ANTAM sebesar Rp23,71 triliun, tumbuh 14% YoY dari FY21 sebesar Rp20,84 triliun. Sepanjang periode FY22, total liabilitas ANTAM tercatat sebesar Rp9,93 triliun, turun 18% YoY dari FY21 sebesar Rp12,08 triliun. Penurunan tingkat liabilitas konsolidasian pada FY22 didukung kemampuan Perusahaan untuk menurunkan tingkat pinjaman berbunga (interest-bearing debt) yang terdiri dari pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman investasi sebesar total Rp2,86 triliun, turun 49% YoY menjadi Rp3,01 triliun dari posisi pinjaman pada akhir FY21 sebesar Rp5,87 triliun. Tercatat sepanjang FY22, total aset Perusahaan mencapai Rp33,64 triliun, tumbuh 2% jika dibandingkan FY21 sebesar Rp32,92 triliun. Soliditas posisi keuangan ini juga diapresiasi oleh pihak independen yang tercermin dari Corporate Credit Rating S&P Global ANTAM tahun 2022 dengan capaian rating “B+/outlook Positif”.
Penguatan Segmen Operasi ANTAM FY22
Sepanjang periode FY22, ANTAM mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar Rp45,93 triliun dengan kontribusi dominan berasal dari penjualan bersih domestik yang mencapai Rp36,58 triliun atau setara 80% dari total penjualan bersih ANTAM periode FY22. ANTAM memperkuat basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk-produk emas, bijih nikel dan bauksit di tengah apresiasi positif pertumbuhan penyerapan komoditas logam dasar dan mulia di dalam negeri yang didukung penguatan harga komoditas yang positif. ANTAM senantiasa mengedepankan implementasi prinsip kaidah pertambangan yang baik di seluruh lini operasi Perusahaan. Melalui penerapan safety resilient program, ANTAM mampu menjaga capaian “Zero Fatality Accident” di seluruh kegiatan operasi pertambangan ANTAM pada tahun 2022.
Pada periode FY22, produk emas menjadi kontributor terbesar penjualan dengan proporsi 69% terhadap total penjualan ANTAM dengan nilai penjualan sebesar Rp31,63 triliun. Pada FY22 volume penjualan logam emas mencapai 34,97 ton, tumbuh 19% jika dibandingkan capaian penjualan FY21 sebesar 29,39 ton. Atas capaian penjualan emas FY22 tersebut, ANTAM kembali mencatatkan tingkat penjualan tertinggi produk emas sepanjang sejarah Perusahaan. Terkait dengan produksi emas, pada FY22 tercatat 1,27 ton logam emas dihasilkan dari tambang emas Perusahaan.
Sejalan dengan strategi peningkatan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada bulan Oktober 2022, ANTAM melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk perhiasan dan emas batangan Batik Indonesia Seri III yang menghadirkan empat motif batik budaya Indonesia yakni Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti, dan Batik Mahkota Siger. Selain di kemas dalam bentuk emas batangan, keempat motif batik ini juga hadir dalam bentuk emas batik perhiasan berupa liontin.
Selain itu, guna meningkatkan kualitas layanan yang prima penjualan emas kepada para pelanggan, ANTAM menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi www.logammulia.com serta melalui platform marketplace Tokopedia (akun “Butik Emas Antam Official”), Shopee (akun “Butik Emas Antam Official Shop”) dan TikTok Shop (akun “Butik Emas Antam”) selain layanan pembelian offline pada jaringan Butik Logam Mulia ANTAM yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.
Pada FY22, secara umum kondisi volatilitas harga nikel global yang signifikan yang dipengaruhi dinamika kondisi geopolitik dan ekonomi global serta kebijakan lockdown penanganan pandemi COVID-19 di kawasan Asia Timur pada medio triwulan kedua tahun 2022 turut pula mempengaruhi tingkat penyerapan produk nikel di pasar ekspor maupun di dalam negeri. Menyikapi hal tersebut, ANTAM memitigasi setiap risiko dan peluang yang ada secara berkesinambungan melalui upaya pengembangan pasar dan diversifikasi pelanggan di dalam maupun di luar negeri. Produk feronikel merupakan kontributor terbesar kedua penjualan ANTAM dengan kontribusi sebesar Rp6,85 triliun atau 15% dari total penjualan konsolidasian FY22. Kontribusi penjualan Segmen Nikel (produk feronikel dan bijih nikel) pada FY22 mencapai Rp12,03 triliun, tumbuh 12% YoY dari penjualan FY21 sebesar Rp10,74 triliun.
Sejalan dengan upaya keberlanjutan Perusahaan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasi serta menurunkan emisi gas rumah kaca operasi pabrik feronikel ANTAM di Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada bulan Januari 2023, ANTAM bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PT PLN) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) terkait dengan dukungan pasokan listrik operasi Pabrik Feronikel ANTAM.
Pada periode FY22, Segmen Bauksit dan Alumina ANTAM memberikan kontribusi yang positif bagi profitabilitas Perusahaan. Pada tahun 2022, selain penjualan ekspor, Perusahaan berfokus pula dalam pengembangan penjualan bauksit di pasar dalam negeri. Pada FY22, kontribusi penjualan Segmen Bauksit dan Alumina mencapai Rp1,93 triliun, tumbuh 35% YoY dari periode FY21 sebesar Rp1,43 triliun. Penguatan profitabilitas segmen tercermin pada capaian laba bersih periode berjalan Segmen Bauksit dan Alumina yang mencapai Rp310 miliar pada FY22, dimana Perusahaan berhasil membalikkan arah dari keadaan rugi bersih pada FY21 sebesar Rp1,48 triliun. Selain itu, penguatan kinerja Segmen Bauksit dan Alumina pada FY22 tercermin pula pada penguatan kemampuan keuangan PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), Entitas Anak Persusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk chemical grade alumina, yang telah melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar JPY3,55 miliar (setara dengan ±USD26,16 juta). Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, Segmen Bauksit dan Alumina akan semakin memberikan nilai yang positif bagi ANTAM.
Pengembangan Bisnis Melalui Penguatan Hilirisasi Mineral
Terkait dengan proyek pengembangan usaha, ANTAM terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PJBTL pasokan listrik pabrik feronikel Halmahera Timur (Haltim), Maluku Utara antara ANTAM dan PT PLN yang ditandatangani pada bulan Maret 2022, saat ini fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) PT PLN tengah dilaksanakan. Penyalaan pembangkit listrik tahap pertama telah dimulai pada bulan Desember 2022. Selanjutnya proses penyalaan pembangkit listrik tahap kedua direncanakan akan dilaksanakan pada semester pertama tahun 2023 yang akan dilanjutkan dengan rangkaian fase commissioning pembangkit dan pabrik feronikel. Tahap operasi produksi pabrik feronikel Haltim direncanakan akan dimulai pada semester kedua tahun 2023.
Sebagai bagian dari implementasi mewujudkan inisiatif pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel, pada tanggal 23 Agustus 2022, Perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) guna meminta persetujuan kepada para pemegang saham atas rencana ANTAM melaksanakan aktivitas spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada entitas Anak Usaha terkendali Perseroan yaitu PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA). Sebagai tindak lanjut keputusan RUPSLB, pada tanggal 30 September 2022, ANTAM telah menyelesaikan proses spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di wilayah Halmahera Timur melalui pendatanganan akta spin-off aktiva dan pasiva sebagian segmen usaha nikel ke dalam PT NKA dan PT SDA.
Sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia, pada bulan Januari 2023, ANTAM dan Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham ANTAM dalam PT Sumberdaya Arindo. Penandatanganan CSPA ini merupakan langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia dan sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek tersebut. Penandatanganan CSPA tersebut diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat. Nantinya pada tahap penyelesaian transaksi, ANTAM akan tetap mempertahankan status pemegang saham pengendali di PT SDA sesuai dengan ketentuan PSAK 65, sehingga tidak mengubah status PT SDA sebagai anak perusahaan yang terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan ANTAM.
Selain itu sejalan dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan nilai tambah produk bijih nikel laterit yang dimiliki menjadi bahan baku EV Battery, pada bulan November 2022, ANTAM menandatangani Framework Agreement dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd. (CNGR) terkait pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai. Dalam Framework Agreement tersebut, ANTAM melalui anak perusahaannya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dan CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku baterai kendaraan listrik dengan menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) yang dimiliki oleh CNGR dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nikel matte.
Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.