PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal mengoptimalkan kapasitas pembangkit energi berbasis gas bumi sebagai antisipasi berkurangnya pasokan batu bara di Tanah Air saat memasuki musim hujan.
SVP of Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, perusahaan akan menggunakan gas turbine generator untuk pembangkit listrik, serta waste heat dan package boiler untuk pembangkit steam.
“Untuk mengantisipasi penurunan pasokan batu bara, kami akan mengefisiensikan penggunaan energi eksisting dan mengoptimalkan kapasitas pembangkit energi berbasis gas bumi,” ujarnya
Dia menjelaskan, penggunaan batu bara di grup Pupuk Indonesia hanya sebesar 20 persen dari total sumber energi. Bagian perusahaan yang menggunakan batu bara, antara lain Pupuk Sriwidjaja Palembang, Petrokimia Gresik, dan Pupuk Kaltim.
Kendati masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi pembangkit listrik dan steam perusahaan, ketiga bagian usaha tersebut di atas juga sudah menggunakan energi gas bumi.
Adapun, penggunaan batu bara sebagai energi pembangkit di industri pupuk memang tidak terlalu signifikan. Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Lana Saria mengatakan, proyeksi penggunaan batu bara di industri pupuk hanya sekitar 11 persen dibandingkan dengan industri semen sebagai penyerap terbesar.
“Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), proyeksi kebutuhan batu bara di industri pupuk 1,5 juta ton per tahun,” ujarnya
Dengan demikian, potensi penurunan jumlah produksi batu bara dengan masuknya musim hujan tampaknya tidak akan menjadi persoalan serius bagi PT Pupuk Indonesia (Persero) yang notabene merupakan pemain raksasa di industri pupuk nasional.
Sumber Bisnis, edit koranbumn