Guna mengatasi kondisi kelebihan pasokan listrik, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN meluncurkan aplikasi layanan pelanggan.
Wakil Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa aplikasi yang resmi diluncurkan pada Jumat (18/12/2020) merupakan penyempurnaan dari yang sebelumnya telah dibangun pada 2015.
Dia menuturkan, pembuatan aplikasi tersebut diinisiasi untuk melancarkan pergeseran strategi PLN. Pasalnya, pada 2015 silam kondisi yang dialami adalah defisit listrik sehingga strategi kala itu adalah supply driven.
“Dalam perjalanan waktu saat ini 35 GW kita oversupply. Untuk itu kita bergeser ke supply driven ke demand driven makanya lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan,” katanya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Minggu (20/12/2020).
Aplikasi layanan pelanggan, kata Darmawan, merupakan bukan hal baru dalam PLN. Aplikasi mobile telah pernah diluncurkan pada 2015, tapi belum berjalan secara optimal.
Dia memaparkan, dari total 77 juta pelanggan PLN pada 2015, jumlah aplikasi yang terpasang pada gawai pelanggan hanya berjumlah 500.000 unduhan.
“Dari 500.000 itu berapa yang uninstall ternyata 450.000 makanya pak dirut memberi kami tugas tolong PLN mobile ini di analisis dan direses,” jelasnya.
Transformasi pada aplikasi New PLN Mobile adalah adanya layanan pengaduan pelanggan yang terhubung langsung dengan call center dan petugas lapangan yang sebelumnya tidak ada pada aplikasi terdahulu.
Selain itu, aplikasi tersebut memungkinkan pelanggan untuk mengajukan pengubahan daya, catat meter mandiri, memberikan notifikasi saat terjadi padam dan pemeliharaan.
Darmawan menambahkan, PLN Mobile juga memiliki fitur pembelian token bagi pelanggan prabayar dan pembayaran tagihan listrik bagi pelanggan pascabayar.
“Di PLN Mobile lama tidak ada fitur pembayaran, tidak bisa bayar lewat O-PLN makanya bagaimana suatu aplikasi tapi tidak ada pembayaran tapi tugas kita penjualan listrik,” ungkapnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn