PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (Persero) atau ASDP melihat adanya peluang untuk memperbesar potensi bisnis logistik curah yang dapat menopang kinerja positif perseroan.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi menjelaskan perseroan masih dapat mencetak laba di tengah memerahnya kinerja keuangan sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karena pertumbuhan logistik di luar kendaraan. Selama pandemi, pertumbuhan logistik curah ini, sebut Ira mampu mencapai 40 persen. Tak hanya itu, sektor ini juga dinilainya sesuai dengan strategi bisnis ASDP untuk bisa berekspansi di sektor yang masih berhubungan dengan bisnis utama perusahaan.
“Harapan kami logistik curah ini juga bisa membuat kami lebih sehat karena rute perintis yang cukup berat karena selama ini mengangkut orang dan kendaraan. Pertumbuhan [logistik curah] pada pandemi mencapai 40 persen. Kalau kita desain dengan baik pasti lebih dari dari 40 persen,” ujarnya, Selasa (11/10/2022).
Direktur Komersial dan Pelayanan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) M Yusuf Hadi memaparkan upaya untuk mengoptimalkan logistik curah. Rencananya, perseroan tetap berkolaborasi dengan program tol laut agar muatan bisa diberangkatkan dengan baik dan bisa menjadi feeder. Kemudian terkait dengan tata kelola barang curah, perseroan akan mendesain sistem yang memungkinkan pengukuran dan pendataan dengan baik.
Per Agustus 2022, ASDP berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,75 triliun. Nilai pendapatan ini mencapai 90,42 persen dari target RKAP 2022 sebesar Rp3,04 triliun dan naik 24,35 persen dari realisasi tahun 2021 sebesar Rp2,21 triliun. Selanjutnya, ASDP berhasil membukukan laba sebesar Rp486,44 miliar atau mencapai 342,3 persen dari target RKAP 2022 sebesar Rp142,22 miliar dan mencapai 173,14 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp178,09 miliar.
Pada 2021, ASDP berhasil membukukan pendapatan Rp3,55 triliun, dan laba bersih Rp326,3 miliar. Pendapatan tahun 2021 tersebut melampaui dari total pendapatan dalam kondisi normal sebelum Covid-19 di tahun 2019 sebesar Rp3,31 triun dan naik 11,10 persen dibanding realisasi tahun 2020 sebesar Rp3,1 triliun. Sementara untuk capaian laba bersih, mencapai 293,31 persen dari target, dan mengalami pertumbuhan 80,13 persen dari laba di tahun 2020 sebesar Rp181,14 miliar. Capaian laba bersih 2021 ini bahkan yang tertinggi sepanjang sejarah sejak ASDP berdiri.
Selain itu, kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 72,05 persen lebih rendah dibanding 2020 sebesar 76,91 persen. Selanjutnya, BOPO 2021 sebesar 91,51 persen lebih rendah dibandingkan pada 2020 sebesar 98,39 persen. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.
Hal yang sama dengan peningkatan Cash Ratio sebesar 276,58 persen tumbuh sebesar 88,5 persen dari tahun 2020, dan Current Ratio sebesar 324,45 persen tumbuh sebesar 64,10 persen dari tahun 2020. “Dari kondisi ini, posisi ASDP menjadi perusahaan solvable, yakni memiliki kemampuan untuk membayar seluruh total hutangnya menggunakan total aset sebesar 15,98 persen, dan Debt to Equity 8,67 persen.
Selain itu, tahun 2021 ASDP juga berhasil membukukan nilai EBITDA positif sebesar Rp790,83 miliar, tumbuh sebesar 42,17 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp556,24 miliar. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang semakin baik dari tahun ke tahun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn