Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan sektor transportasi pada kuartal kedua 2020 minus 30,84 persen dan khusus angkutan sungai danau penyeberangan minus 26,66 persen. Untuk menghadapi kelangsungan bisnis pada semester dua tahun ini, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan akan fokus untuk meningkatkan kembali pendapatan perusahaan.
“Di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, ASDP melakukan efisiensi dan fokus pada program kerja yang meningkatkan pendapatan,” kata Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin
Meskipun melakukan efisiensi, Shelvy memastikan proyek-proyek strategis tetap dijalankan. Beberapa proyek yang masih dijalankan yakni revitalisasi pelabuhan, digitalisasi, pembelian kapal, pengembangan proyek strategis pemerintah, dan yang menyangkut keselamatan serta pelayanan.
Shelvy menambahkan saat ini, tren pengguna jasa mulai mengalami peningkatan pada Juni hingga Juli 2020. “Peningkatan penumpang ini baik penumpang pejalan kaki, sepeda motor ataupun kendaraan kecil setelah dibukanya kembali pelayanan penyeberangan dalam adaptasi kebiasaan baru,” ungkap Shelvy.
Saat layanan angkutan Hari Raya Idul Adha 2020, Shelvy mengatakan animo masyarakat yang naik kapal ferry di lintas Merak-Bakauheni cukup signifikan. Khusus lintasan tersebut terjadi kenaikan penumpang sekitar 20-30 persen dibandingkan rata-rata pada Juni 2020.
“Keberadaan Tol Trans Sumatra juga turut memicu pergerakan masyarakat dari kedua pulau besar tersebut untuk menggunakan kapal ferry,” ujar Shelvy.
Untuk memaksimalkan peningkatan penumpang yang mulai terjadi, dia menuturkan ASDP berupaya menghadirkan layanan penyeberangan yang semakin mudah, aman, dan nyaman bagi pengguna jasa. Hal tersebut dilakukan mulai dari pembelian tiket hingga perjalanan di kapal hingga tiba di pelabuhan tujuan pada masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19.
Terlebih, saat ini ASDP Indonesia Ferry sudah memberlakukan penjualan tiket secara daring di empat pelabuhan utama yaitu Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk. “Tiket di empat pelabuhan ini hanya bisa dilakukan melalui online di website www.ferizy.com atau aplikasi yang terdapat di ponsel,” ungkap Shelvy.
Sebelumnya, ASDP harus mengalami penurunan arus kas pada Maret 2020. Hal tersebut terjadi karena sektor transportasi menjadi paling terdampak karena pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan larangan mudik.
“Arus kas terjadi penurunan dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 1,3 triliun, penurunan sembilan persen,” kata Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi saat rapat dengar pendapat secara virtual bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4).
Meskipun begitu, Ira memastikan pada Maret 2020 likuiditas masih cukup baik meski terjadi penurunan arus kas. Secara konsolidasi, Ira mengatakan laba rugi ASDP pada Maret 2020 sebesar Rp 68 miliar.
“Ini tentu saja masih dipengaruhi performa yang sangat baik dari Januari hingga Februari 2020. Total aset meningkat tiga persen dibandingkan 2019, kemudian total liabilitas meningkat 13 persen,” jelas Ira.
Kondisi pandemi Covid-19 menurutnya juga sangat berdampak pada penurunan penumpang, khususnya semenjak adanya imbauan jaga jarak fisik dan pembatasan perjalanan masih diterapkan. Ira menuturkan, penurunan produksi penumpang dan kendaraan kala itu sekitar 40 persen.
Pandemi yang terjadi sejak Maret 2020 pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan struktur pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha tercatat minus 5,32 persen dan sektor transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan minus hingga 30,84 persen.
Meskipun begitu, Suhariyanto berharap agar semua pihak optimistis pertumbuhan ekonomi kembali membaik pada kuartal ketiga 2020. Suhariyanto mengatakan peluang membaiknya perekonomian terbuka karena geliat ekonomi sudah mulai berjalan sejak akhir kuartal dua atau Juni 2020.
“Awal Juni sudah ada geliat dibanding Mei meski masih jauh dari kata normal. Kita harus bergandengan tangan, optimistis agar (ekonomi) semakin bergerak,” ujar Suhariyanto, Rabu (5/8).
Sumber Republika, edit koranbumn