PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membuat dua prediksi kerugian yang dialami terkait dengan pandemi Covid-19, yakni antara Rp68 miliar hingga Rp478 miliar.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan kemampuan bertahan hidup perseroannya dapat hingga akhir tahun ini. Hingga Kuartal I/2020, perseroan masih mendapatkan laba sebesar Rp68 miliar yang didukung pengaruh performa baik di Januari dan Februari.
“Kami sejak Maret 2020, melakukan stress test terhadap keadaan kami, kondisi laba atau rugi menjadi rugi semua di seluruh skenario. Ini tidak pernah terjadi, ASDP tidak pernah rugi setelah sekian tahun,” jelasnya, dalam konferensi video bersama Komisi VI DPR, Rabu (29/4/2020).
Dia mencatatkan terdapat tiga skenario waktu penyelesaian pandemi virus corona, yakni skenario terbaik selesai pada Mei 2020, skenario kedua selesai pada Agustus dan skenario tiga selesai pada Desember 2020.
“Pada skenario pertama hasil stress test kami merugi Rp68 miliar, skenario dua jika belangsung sampai agustus minus Rp291 miliar, skenario ketiga maka akan rugi minus Rp478 miliar,” jelasnya.
Pihaknya, menghitung masa transisi bisnis penyeberangan dapat kembali pulih dalam 3 bulan setelah pandemi corona dinyatakan selesai oleh pemerintah. ASDP terangnya, dapat bertahan hidup hingga pertengahan Juni 2021 dengan asumsi tidak mendapatkan pemasukan sama sekali.
Namun, pihaknya menegaskan aktivitas logistik melalui penyeberangan tetap berjalan bahkan kini diprioritaskan setelah pemerintah resmi melarang mudik dengan keluarnya Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 25/2020.
Dia menegaskan dari seluruh pelabuhan penyeberangan yang dikelola ASDP pendapatan hingga 60 persen beredar di jalur penyeberangan Merak-Bakauheni dan Katapang-Gilimanuk atau jalur yang menghubungkan Sumatera, Jawa, dan Bali.
“Untuk per hari ini maka produksi sudah turun semua jadi penumpang yang mengalami penurunan terbesar pejalan kaki dan roda dua turun 30 persen, logistik turun 14 persen,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn