Pertamedika IHC melakukan penandatangan akta jual beli dengan tujuh BUMN pemilik rumah sakit (RS) BUMN dalam rangka pembentukan holding RS BUMN di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (7/8).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan penandatanganan akta jual beli merupakan tindaklanjut dari pengembangan RS BUMN secara bersama dalam grup IHC yang berpotensi meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional melalui empat objektif strategis yakni penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.
“Dengan semangat yang sama, yaitu memudahkan dan melayani masyarakat Indonesia, saya berpikir seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan,” ujar Erick.
Hal ini sesuai dengan Value of Synergy and Value of Creation dan dapat menuju Go Global yang ditempuh dengan pertukaran tenaga medis ke luar negeri sebagai transfer knowledge. Erick menyampaikan kegiatan yang merupakan aksi korporasi ini merupakan bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak 2018 melalui pengambilalihan saham mayoritas Rumah Sakit Pelni.
Sebelumnya, lanjut Erick, Pertamedika IHC pada 30 Juni secara resmi mengambil alih saham 7 RS BUMN sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana Kementerian BUMN mengkonsolidasikan RS BUMN ke dalam holding.
Tujuh perusahaan BUMN tersebut meliputi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai
pemegang saham PT Krakatau Medika; PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai
pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan; PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra; PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama.
“Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi, Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya,” ucap Erick.
Erick mengatakan Pertamedika IHC selaku holding rumah sakit BUMN akan menempati peringkat dua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4. 500 tempat tidur. Menurut mantan pemilik klub Inter Milan itu, pembentukan holding rumah sakit BUMN yang memasuki fase 2 ini telah meningkatkan jumlah rumah sakit yang akan dikelola didalam grup IHC dari yang sebelumnya mengelola 14 rumah sakit menjadi total 35 rumah sakit dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.
“Secara konsolidasi, grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha mencapai Rp 4,5 tilliun dengan total aset mendekati Rp 5 trilliun,” lanjut Erick.
Sumber Republika, edit koranbumn