Hamparan 697 hektare tanaman perkebunan sawit muda yang berada di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau tumbuh subur. Meski belum genap berusia 36 bulan, tanaman muda perkebunan sawit di bawah naungan KUD Makarti Jaya tersebut mampu menghasilkan hingga enam ribu ton tandan buah segar (TBS).
Alhasil, pundi-pundi cuan kelompok tani yang beranggotakan 366 petani tersebut pun kian tebal. Ketua KUD Makarti Jaya, Tujimin mengatakan hasil panen yang tersimpan di dalam rekening mencapai Rp6 miliar.
“Alhamdulillah, tanaman kami yang baru diremajakan tiga tahun lalu memberikan hasil luar biasa. Hasil penjualan TBSnya saat ini di saldo rekening Bank Riau Kepri Syariah Ujung Batu tercatat hampir Rp6 miliar,” kata pria yang akrab disapa Pak De Tujimin tersebut di Pekanbaru, Kamis (15/12/2022).
Tujimin mengisahkan bahwa para petani KUD Makarti Jaya merupakan petani yang mengikuti program transmigrasi dengan perkebunan pola inti rakyat (PIR) pada 1986 silam. Sejak saat itu, PTPN V mendapat amanah dari pemerintah untuk menjadi bapak angkat bagi ratusan petani yang berasal dari Pulau Jawa tersebut.
Ia mengakui bahwa PTPN V memiliki pengalaman yang sangat baik dalam pengelolaan kebun sehingga kemitraan yang terjalin selama 30 tahun kembali dilanjutkan melalui keikutsertaan para petani dalam program peremajaan sawit rakyat (PSR) PTPN V.
“Dulunya kebun kami merupakan kebun yang dibangun oleh pemerintah dengan pola PIR dengan Bapak Angkat PTPN V. Tak dapat dipungkiri, dalam mengelola kebun kami, PTPN V sangat berpengalaman dan hal ini lah yang membuat kami percaya untuk kembali kepada PTPN V untuk mengikuti program PSR,” tuturnya.
Dalam pelaksanaan program peremajaan itu, Pak De menjelaskan bahwa PTPN V menyodorkan beragam program ekstensi yang lebih baik. Diantaranya adalah penerapan single management, program padat karya atau cash for works, hingga yang paling utama adalan jaminan produktivitas di atas rerata nasional.
Dia bersyukur, program-program yang dicetuskan CEO PTPN V, Jatmiko Santosa tersebut berjalan dengan sangat baik dan hasilnya berupa panen di usia belia yakni 28 bulan dibandingkan dengan usia normal 36 bulan atau tiga tahun. Selain itu, dari sisi produktivitas, TBS yang dihasilkan petani juga 50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional untuk tanaman usia muda.
“Terima kasih kami sampaikan kepada Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara yang telah memberikan kepercayaan kepada PTPN V untuk melaksanakan program PSR yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional. Inilah bukti nyata pembinaan berkelanjutan dan bimbingan yang dilakukan PTPN V kepada kami sehingga kebun kami yang telah diremajakan dapat dipanen tepat waktu bahkan lebih awal,” paparnya.
“Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Direktur PTPN V, Pak Jatmiko Santosa yang telah menjadi mitra bagi KUD Makarti Jaya dalam melaksanakan replanting program sawit rakyat dengan menggunakan dana BPDPKS. Banyak sekali dukungan yang diberikan bahkan pengetahuan dan transfer ilmu yang diberikan oleh Manajemen PTPN V kepada kami sehingga sampai dengan saat ini tanaman kami dapat tumbuh subur seperti yang dapat Bapak lihat di seputaran kita ini,” lanjutnya.
Gubernur Riau, Syamsuar turut memberikan apresiasi atas usaha keras PTPN V dalam membantu meningkatkan produktivitas petani sawit Bumi Lancang Kuning. “Kami ucapkan terimakasih kepada PTPN V yang sudah memberikan bantuan kepada petani sawit kami dan sudah memberikan penyuluhan. Mudah-mudahan kedepan ini tetap jaga, karena waktu penanaman perdana kerja sama PTPN dengan koperasi disini saya ikut menyaksikan bersama dengan ibu menteri BUMN saat itu,” kata sosok yang dianugerahi Bapak Petani Plasma Riau oleh Aspekpir itu beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah. Program PSR yang diusung PTPN V telah meningkatkan produktivitas petani. Hasilnya luar biasa,” lanjutnya.
Gubernur bergelar Datuk Sri Setia Amanah itu mengakui bahwa kondisi tanaman sawit plasma binaan PTPN V tumbuh subur dan dalam kondisi sangat baik. Bahkan, ia kagum karena pada usia awal panen, perkebunan sawit tersebut telah menghasilkan produktivitas hingga enam ton per hektare dalam 6 bulan. Sementara dalam kondisi umum, hanya empat ton per hektare per tahun.
Selain itu, usia panen juga tergolong sangat cepat yakni 28 bulan, dari umumnya 36 bulan. Hal itu karena pola single management atau manajemen tunggal yang diterapkan PTPN V, baik dari mulai penumbangan sawit renta, penanaman, pemupukan, hingga perawatan dilaksanakan karyawan PTPN V.
Dengan begitu, para petani yang mengikuti program PSR PTPN V memperoleh tambahan ilmu pengetahuan melalui skema transfer knowledge dari anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut.
Untuk itu, Syamsuar mengapresiasi langkah PTPN V yang sejak awal dipimpin oleh Jatmiko Santosa tiga tahun lalu terus mengakselerasi program peremajaan sawit dengan tujuan utamanya meningkatkan produktivitas sawit petani dan mendongkrak kesejahteraan petani.
“PTPN telah membantu pemerintah dalam percepatan PSR. Saya imbau agar masyarakat Riau dapat bermitra dengan PTPN V dan PSR dapat terus diperluas,” imbaunya.