PT Bahana TCW Investment Management menilai kondisi pasar finansial yang mulai membaik membuka peluang untuk berinvestasi di instrumen baik surat berharga negara maupun reksa dana pendapatan tetap.
Bahana TCW menyebut krisis finansial yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 diprediksi telah melewati puncak. Beberapa indikator memperlihatkan pasar finansial Indonesia mulai kembali rebound.
Sebagai gambaran, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level Rp15.157 pada akhir April 2020. Sementara itu, obligasi Indonesia diprediksi menguat seiring dengan turunnya imbal hasil surat utang negara (SUN) pekan lalu.
Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif PT Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menjelaskan bahwa kesempatan itu dilandasi oleh tingkat imbal hasil atau yield obligasi negara tenor 10 tahun yang mencapai 8 persen.
Menurutnya, nilai itu terbilang menarik dibandingkan dengan yield obligasi sejumlah negara lainnya yang rata-rata di bawah yield Indonesia.
Selain yield yang menarik, Soni juga menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif meskipun diprediksi turun ke level 2,3 persen hingga 2,4 persen.
“Ini momen baik untuk investasi di obligasi karena yield sangat menarik. Untuk jangka pendek dan menghindari volatilitas yang belum stabil, sebaiknya memilih reksa dana pendapatan tetap [fixed income] yang bisa dicairkan kapan saja,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (5/5/2020).
Dia menyebut salah satu produk reksa dana pendapatan tetap yang masih memberikan return positif yakni Bahana Asian Bond Fund IBI. Menurutnya, instrumen itu mencatatkan return sebesar 1,43 persen dalam 1 bulan atau 7,6 persen selama 1 tahun.
Soni mengatakan Asian Bond Fund IBI (ABF) selalu membeli obligasi saat pasar turun. Dengan demikian, dapat mengimbangi harga obligasi.
“Jadi ketika market rebound, ABF umumnya selalu positif,” jelasnya.
Selain ABF, Bahana TCW juga memiliki beberapa produk reksa dana penapatan tetap yakni Kehati Lestari, Makara Prima, PTS Generasi Gemilang, Asia Bond Fund IBI, MES Syariah Fund, dan Ganesha Abadi.
Soni menyarankan agar apara investor mengalokasikan dana investasinya secara bertahap untuk tujuan jangka panjang di instrumen reksa dana saham. Pasalnya, volatilitas pasar saham masih tinggi.
Bahana TCW menyediakan variasi produk reksa dana antara lain Bahana Trailblazer Fund, Dana Ekuitas Prima, Bahana Dana Prima, Bahana iCon Syariah, Bahana Primavera 99 Kelas S, dan Bahana Primavera 99 Kelas G.
Dia menambahkan agar investor membagi porsi investasinya sebesar 50 persen di obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, 25 persen pada reksa dana saham, dan 25 persen di reksa dana pasar uang yang juga berguna sebagai cadangan kas.
“Fluktuasi pasar akan kembali stabil bila ada sentimen positif yakni melandainya kurva tingkat penyebaran virus COVID-19 dan vaksin baru ditemukan.,” imbuhnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn