PT Angkasa Pura II (Persero) menyatakan frekuensi penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta mulai pulih setelah beberapa bulan terakhir mengalami penurunan yang signifikan akibat pandemi Covid19
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta perlahan kembali pulih di masa adaptasi kebiasaan baru. Dia menyebut optimalisasi ketersediaan waktu terbang (slot time) penerbangan saat ini berada di kisaran 40 persen hingga 45 persen.
“Pada Kamis, 20 Agustus 2020, frekuensi penerbangan di Soekarno-Hatta kembali mencatat angka tertinggi sejak masa pandemi Covid-19, yakni mencapi 530 penerbangan,” kata Awaluddin
Menurut Awaluddin, tingginya frekuensi penerbangan ini menyusul libur panjang Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah pada 20 – 23 Agustus 2020. Pola ini sama seperti kondisi normal yakni frekuensi penerbangan pada libur panjang lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
Lebih lanjut, Awaluddin mengungkapkan pihaknya juga melakukan survei secara acak di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong peningkatan frekuensi penerbangan sekaligus jumlah penumpang di bandara tersebut.
Survei tersebut membuktikan bahwa mayoritas responden yakin terhadap tingkat keamanan penerbangan di tengah pandemi Covid-19.
“Sebanyak 64 persen responden yakin dan 27 persen responden sangat yakin terhadap tingkat keamanan penerbangan, sementara masih ada responden yang belum yakin sebesar 9 persen,” ungkapnya.
Survei tersebut juga memperlihatkan bagaimana keyakinan penumpang di Bandara Soekarno – Hatta terhadap tingkat keamanan selama penerbangan. Awaluddin menyebut sebanyak 65 persen responden yakin jika pesawat mampu memberikan tingkat keamanan yang tinggi dari paparan Covid-19 selama penerbangan.
Adapun, responden yang tidak yakin dengan hal tersebut tercatat sebesar 9 persen dan sangat tidak yakin hanya 1 persen.
“[Responden] meyakini tingkat keamanan ini juga mencakup aman dari Covid-19 dengan adanya teknologi filter udara HEPA (High Efficiency Particulate Air) yang mampu menjaga tingkat kebersihan udara di dalam kabin,” ujarnya.
Awaluddin menambahkan pihaknya menggunakan metode dipstick survey yang merupakan metode dengan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan informasi secara cepat mengenai isu tertentu dari 240 responden yang dipilih secara acak. Adapun, responden pada survei ini berusia kurang dari 20 tahun hingga 49 tahun.
Adapun, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon B. Prawiraatmadja mengatakan kembali tingginya frekuensi penerbangan saat ini merupakan bukti bahwa kepercayaan kepercayaan masyarakat terhadap penerbangan nasional di masa adaptasi kebiasaan baru telah meningkat.
Capaian tersebut tidak terlepas dari upaya otoritas bandara yang konsisten menjalankan protokol kesehatan dan mengampanyekan tingginya standar kesehatan yang ada di pesawat udara.
“Di Soekarno-Hatta, jumlah traffic atau pergerakan pesawatnya sudah menembus angka target psikologis kami di 500 pergerakan per hari. Artinya masyarakat sudah percaya diri lagi untuk terbang, karena mendapatkan informasi yang benar terkait standar kesehatan dan keselamatan penerbangan,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn