Sebanyak empat bank BUMN membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp20,79 triliun pada kuartal pertama 2020.
Adapun, capaian tersebut melambat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Per kuartal I/2020 laba bersih bank-bank pelat merah ini tercatat hanya tumbuh 2,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sementara pada kuartal I/2019, laba bersih bank-bank tersebut tumbuh 15,91 persen yoy, dari Rp17,45 triliun menjadi Rp20,22 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masih menduduki posisi pertama yang meraup laba konsolidasi tertinggi secara nilai, meski mengalami penurunan pada kuartal I/2020.
Bank BRI mencatat laba bersih pada kuartal pertama tahun ini senilai Rp8,17 triliun, turun tipis 0,3 persen yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yang tercatat senilai Rp8,19 triliun.
Dalam paparan kinerja perseroan, Direktur Keuangan Bank BRI Haru Koesmahargyo menyebutkan kinerja laba pada kuartal pertama tahun ini lebih dikarenakan oleh kinerja anak-anak usaha.
Kinerja instrumen pasar keuangan yang dimiliki oleh anak usaha Bank BRI tertekan cukup dalam seiring dengan tren penurunan pasar saham awal tahun ini.
“Utamanya karena tren pasar saat ini. Harga-harga instrumen keuangan yang menjadi investasi perusahaan anak BRI seperti di BRI Life dan Agro,” katanya.
Secara individual, emiten berkode BBRI ini membukukan laba bersih senilai Rp8,30 triliun atau naik 3,25 persen yoy pada kuartal I/2020.
Sementara, pertumbuhan tertinggi disumbang oleh kinerja laba PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 9,4 persen yoy atau senilai Rp7,91 triliun.
Pertumbuhan laba ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income/FBI) sebesar 23,95 persen yoy menjadi Rp7,7 triliun selama kuartal I/2020.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan perseroan berupaya untuk terus bertumbuh di tengah kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian.
Apalagi ditambah dengan kondisi pembatasan sosial di masing-masing wilayah yang berbeda satu sama lain sehingga menyulitkan Bank Mandiri untuk melakukan proyeksi akan revisi rencana bisnis.
“Saat ini kami terus berupaya menjaga kualitas aset dan bisnis karena pandemi ini sangat berpotensi memberikan dampak bagi bisnis perseroan,” jelas Royke.
Di samping itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. juga mencatatkan perlambatan pertumbuhan laba, yaitu tumbuh 4,3 persen yoy dengan nilai sebesar Rp4,25 triliun pada kuartal I/2020.
Perseroan pun memproyeksikan kemampuan profitabilitas hingga akhir tahun akan mengalami tekanan karena kondisi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi hampir seluruh sektor ekonomi. Diharapkan, kemampuan profitabilitas bank akan mulai pulih pada 2021.
Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pada kuartal I/2020 membukukan perolehan laba senilai Rp457 miliar atau turun 36,79 persen yoy.
Meski demikian, Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury memastikan kondisi perseroan hingga kuartal I/2020 masih tetap sehat dengan permodalan yang cukup kuat dan secondary reserve yang lebih dari Rp20 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn