Kinerja fungsi intermediasi diperkirakan masih dapat positif sampai akhir tahun. Hanya saja, kontribusi akan lebih banyak datang dari bank pelat merah.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bank BUMN memiliki tugas, insentif cukup, serta kapabilitas yang cukup untuk dapat terus melakukan ekspansi kredit.
Sementara itu, bank swasta akan tetap sangat berhati-hati terutama dalam menyalurkan permintaan kredit yang tergolong berisiko pada untuk paruh kedua tahun ini.
“Kami kira akan tetap membaik hanya saja akan tetap lebih rendah, kita melihat pertumbuhan kredit sudah mulai membaik. Kontribusi dari bank BUMN akan lebih besar,” katanya, Rabu (5/8/2020).
Hingga 31 Juli 2020, kredit UMKM yang masuk dalam pipeline penjaminan senilai Rp42,9 triliun. Bank Himbara mendominasi pipeline senilai Rp35,39 triliun, sedangkan sisanya berasal dari bank swasta dan BPD.
Dari jumlah pipeline penjaminan, permohonan yang masuk senilai Rp726,8 miliar, yang berasal dari bank Himbara Rp726,20 miliar. Dari situ, jumlah kredit UMKM yang dijamin senilai Rp607,8 miliar kepada 1.157 debitur.
Piter mengatakan konsumsi masyarakat yang lemah masih akan menjadi tantangan pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit.
Meski pelonggaran pembatasan kegiatan sosial sudah banyak dilakukan, tetapi masyarakat kelas bawah sudah kadung terpangkas daya beli. Sementara itu, masyarakat menengah atas masih belum percaya diri untuk meningkatkan konsumsi.
“Ini lantas berdampak pada output industri riil dan permintaan kreditnya. Bank swasta pun akan mempertimbangkan setiap permintaan baru sebagai risiko,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn