Bank Indonesia (BI) mencatat uang kartal yang diedarkan (UYD) mencapai Rp905,7 triliun pada September 2022. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode sebelumnya sebesar Rp843,93 triliun.
Lebih rinci, dalam laporan statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) yang dikutip hari ini, Selasa (15/11/2022), sebanyak Rp814,5 triliun atau sekitar 89,93 persen dari total UYD berdar di masyarakat. Sementara sisanya yakni 10,06 persen dari total UYD atau senilai Rp91,2 triliun beredar pada sistem perbankan.
Berdasarkan jenisnya, uang kartal di Rp100.000 mendominasi mendominasi yakni mencapai Rp641,7 triliun pada September 2022. Nominal tersebut tumbuh 9 persen secara tahunan dari Rp590,7 triliun.
Sementara terbesar kedua yakni pecahan Rp50.000 per September 2022 tercatat mencapai Rp179 triliun.
Sisanya disusul oleh Rp10.000 dengan Rp20,7 triliun, Rp20.000 dengan Rp18,7 triliun, Rp5.000 dengan Rp16,4 triliun, Rp2.000 dengan Rp9,8 triliun, Rp75.000 dengan Rp5, 09 triliun dan Rp1 ribu dengan Rp2,7 triliun.
Sedangkan uang logam yang beredar mencapai Rp11,2 triliun atau tumbuh 5 persen yoy dari Rp10,7 triliun.
Selain itu, dari sisi transaksi penarikan uang rupiah (outflow) pada September 2022 mencapai Rp47,9 triliun atau tumbuh signifikan hingga 33 persen secara tahunan dari Rp35 triliun.
Outflow tersebut ditopang oleh transaksi penarikan via bank umum yang tercatat Rp39,9 triliun, outflow nonbank Rp45 miliar, outflow kas keliling dalam rangka penukaran Rp124 miliar, outflow kas titipan di bank umum Rp7,5 triliun dan outflow sektor lainnya Rp327 miliar.
Sementara transaksi penyetoran uang rupiah (Inflow) per bulan september tumbuh 15 persen ke level Rp44,8 triliun dengan detail, inflow bank umum Rp42,1 triliun, inflow nonbank Rp7 miliar, inflow kas keliling dalam rangka penukaran Rp124 miliar, inflow kas titipan di bank umum Rp2,2 triliun dan lainnya Rp327 miliar.
Sumber Bisnis, edit koranbumn