PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. membukukan penyaluran kredit korporasi sebesar Rp337,2 triliun pada Februari 2022, naik 9,29 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha pertumbuhan kredit yang dibukukan perseroan didorong oleh kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik.
“Pertumbuhan sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri optimis kinerja kredit pada tahun ini dapat tumbuh lebih baik,” kata Rudi
Rudi menambahkan ekspansi kredit Bank Mandiri dilakukan dengan secara hati-hati dengan memperhatikan potensi, kapasitas dan kapabilitas dari setiap segmen dan sektor kredit.
Dengan kondisi makroekonomi yang makin membaik, Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan kredit secara konsolidasi pada 2022 di atas 8 persen.
“Dalam mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri akan fokus pada sektor-sektor dengan pertumbuhan positif serta sesuai dengan risk appetite perseroan,” kata Rudi.
Sebelumnya, Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan secara jangka pendek dan menengah, perseroan masih akan membidik sektor perkebunan, pertambangan, infrastruktur, dan telekomunikasi yang masih menjadi fokus pembiayaan dari perseroan.
Adapun pada 2021, penyaluran kredit perseroan tercatat naik 8,9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.050,16 triliun.
“Kami juga tidak melepaskan sektor-sektor yang sudah pulih pada 2021, seperti pertanian dan juga industri pengolahan yang secara proporsional di dalam portofolio kami mungkin mendominasi dari pembiayaan secara wholesales,” ujarnya.
Sementara itu Survei Bank Indonesia menunjukkan adanya indikasi peningkatan kebutuhan pembiayaan korporasi pada Februari 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dalam survei tersebut, saldo bersih tertimbang (SBT) pada Februari tercatat sebesar 14,3 persen lebih tinggi dibandingkan dengan SBT Januari 2022 yang sebesar 13,1 persen.
Peningkatan tersebut didorong oleh sektor pertanian, konstruksi dan industri pengolahan. “Industri pengolahan terutama untuk mendukung aktivitas operasional, mendukung pemulihan permintaan domestik dan membayar kewajiban jatuh tempo,” tulis Bank Indonesia dalam survei dikutip.
Sumber Bisnis, edit koranbumn