PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. akan memaksimalkan jaringan yang dimiliki untuk memasarkan Sukuk Ritel SR017. Keduanya memasang target tinggi.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan dalam penawaran SR017, BRI memasang target dapat menjual instrumen investasi ritel ini lebih dari Rp750 miliar.
Calon investor dapat membeli SR017 dari BRI melalui seluruh kantor BRI, dan memesan melalui laman SBN Online perusahaan yakni sbn.bri.co.id.
Perseroan, kata Aestika, juga sudah menyiapkan beberapa program khusus kepada nasabah yang sebelumnya sudah pernah membeli SBN dan calon nasabah potensial yang akan membeli produk investasi
“Serta penawaran switching dan refocusing pemasaran SBN bagi nasabah yang selama ini mencari return imbal hasil yang menarik di produk-produk perbankan lainnya dengan tingkat risiko terukur,” kata Aestika
Dia mengatakan fokus pemasaran BRI pada SBN tahun ini adalah memaksimalkan literasi dan edukasi kepada internal dan eksternal BRI untuk memberikan pemahaman dan pengenalan yang tepat terhadap keuntungan dan juga risiko pada produk investasi khususnya Surat Berharga Negara.
Pengumpulan dan literasi nasabah, ujar Aestika, akan masif dilakukan oleh seluruh Insan BRILiaN BRI di seluruh Indonesia, agar tujuan pemerintah dalam inklusi produk investasi dan perbankan dapat tersampaikan lebih cepat kepada masyarakat.
“Pemahaman masyarakat yang makin melek terhadap berbagai instrumen investasi, termasuk keuntungannya ini pun makin dimudahkan dengan pembelian secara online melalui sbn.bri.co.id,” kata Aestika.
Sementara itu, Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan perseroan menargetkan dapat mempertahankan market share penjualan pada setiap penerbitan SBN sekitar 10-12 persen.
“Dengan asumsi ketersediaan kuota yang masih diberikan sampai dengan akhir penawaran,” kata Rudi kepada Bisnis.
Rudi mengatakan untuk mencapai target tersebut Bank Mandiri akan mengupayakan strategi melalui kanal komunikasi Bank Mandiri dan optimalisasi jaringan untuk mencapai hasil yang terbaik, sesuai dengan kebutuhan dan risk appetite investor.
Rudi berpendapat asumsi defisit fiskal pada 2022 relatif lebih kecil dibandingkan dengan 2021. Sementara itu pada 2023, asumsi defisit fiskal menjadi 2.85% atau relatif lebih rendah dibandingkan dengan 2022.
“Sehingga dapat disimpulkan supply bonds akan lebih sedikit, hal tersebut menimbulkan adanya potensi capital gain pada tahun 2022 dan 2023,” kata Rudi.
Likuiditas
Adapun Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan mengatakan SR017 akan dipasarkan ke segmen ritel dengan maksimal pembelian Rp3 milar per individu. Dia meyakini bahwa SR017 tidak akan mengganggu likuiditas perbankan.
“Saya pikir pengaruhnya tidak akan besar ke likuiditas perbankan,” kata Abdul.
Dia mengatakan dengan ekspektasi inflasi Indonesia di 3,3 persen pada 2023, SR017 masih cukup menarik karena menawarkan kupon 5,9 persen. Artinya ada margin sekitar 2,3 – 2,6 yang akan diterima oleh investor ritel.
Investor, menurutnya, juga diuntungkan dengan menaruh dana mereka di SBN karena stabil. Berbeda dengan saham dan emas.
Sementara itu Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah berpendapat tantangan dalam memasarkan produk SBN syariah tersebut adalah bersaing dengan surat utang negara asing.
Kupon 5,9 persen per tahun yang ditawarkan di SR017, menurutnya, masih belum menarik mengingat beberapa bank sentral global telah menaikkan suku bunga acuan, seiring dengan langkah The Fed yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada Juli lalu.
Hal itu berpotensi membuat surat utang milik negara asing tampak lebih baik, sehingga investor memarkir dana mereka di luar negeri.
“Menurut saya akan sulit dipasarkan dalam kondisi likuiditas yang kering saat ini, dan terutama di tengah tren kenaikan suku bunga. Walaupun SR017 sudah menawarkan suku bunga yang menarik sekalipun,” kata Piter.
Senada, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan peningkatan suku bunga acuan di beberapa negara menjadi tantangan dalam menawarkan SR017. Meski demikian, dengan kupon 5,9 persen, SR017 dia nilai masih cukup kompetitif.
“SR017 ini menurut saya cukup menarik,” kata Amin.
Untuk diketahui, Pemerintah mulai menjual SR017 hari ini (19/8). SBN Sukuk Ritel SR017 memiliki tenor 3 tahun dan menawarkan kupon 5,9 persen per tahun. Kupon itu merupakan yang tertinggi sejak imbal hasil SBN ritel dalam tren penurunan yakni pengujung 2020.
Sumber Bisnis, edit koranbumn