PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melakukan akselerasi digital banking sebagai salah satu strategi perseroan menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Hal itu tercermin dari jumlah belanja modal (capital expenditure/capex) untuk pengembangan IT yang dialokasikan perseroan yakni sebesar Rp1,5 triliun-Rp2 triliun pada 2021. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan nilai capex tersebut sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan produk digital.
“Selama satu tahun kami melihat kebutuhan dari consumer kami bagaimana mengalihkan transaksinya dari kantor cabang ke digital, sehingga mereka bisa lakukan dari rumahnya,” katanya, Kamis (19/8/2021).
Ahmad Siddik mengatakan akselerasi pengembangan layanan digital banking telah dilakukan sejak tahun lalu. Hal ini sejalan dengan strategi Bank Mandiri untuk menjadi the best retail bank di industri perbankan nasional.
“Kami memiliki rencana besar untuk meluncurkan digital retail bank untuk melayani kebutuhan nasabah ritel tanpa harus konversi menjadi bank digital. Pelayanan yang selama ini dilakukan di kantor cabang dapat dilakukan dengan memiliki super app yang lengkap,” katanya.
Bank Mandiri telah memperkenalkan platform digital untuk nasabah retail bernama Livin by Mandiri. Perseroan akan terus mengembangkan produk layanan terintegrasi secara digital melalui Livin.
Dari situ, aplikasi mobile Livin akan menjadi salah satu layanan digital yang terintegrasi untuk semua produk keuangan, terutama yang ditawarkan Mandiri Grup. Mulai dari asuransi, investasi hingga pembiayaan kendaraan bermotor.
“Ke depannya layanan tersebut akan diintegrasikan melalui super apps, termasuk nanti mengenai private banking, wealth management, credit loan bisnis. Kami juga berencana untuk kerja sama dengan e-commerce players sehinggga super apps ini menjadi semacam ekosistem untuk digital perbankan,” imbuhnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn