Direktur UtamaBank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya bakal mendorong anak usahanya yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Mandiri Tunas Finance (MTF) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Meski demikian, Kartika mengatakan IPO tidak akan dilakukan dalam waktu dekat.
Saat ini menurutnya, kondisi keuangan BSM sudah lebih sehat serta rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing) turun di bawah 3,5 persen.
“Jadi, seharusnya BSM bisa IPO di 2020,” ungkap Kartika di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (7/1).
Hingga November 2018 lalu total aset BSM sudah mencapai Rp 93,14 triliun. Jumlah tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 10,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy). Kenaikan aset tersebut salah satunya ditopang dari realisasi pembiayaan yang mencapai Rp 66,28 triliun pada November 2018 atau tumbuh 14,02 persen yoy.
Sedangkan untuk MTF, Kartika mengatakan pihaknya masih melakukan persiapan agar bisa secepatnya melantai di bursa. “Kalau MTF sedang kita siapkan, kita lihat nanti profitability dan size yang pas berapa di MTF,” ujarnya.
Sedangkan untuk Bank Mantap, Kartika mengaku pihaknya belum bisa memastikan waktu IPO. Apalagi di Bank Mantap baru saja terjadi perubahan kepemilikan. PT Taspen memperbesar kepemilikannya di bank yang sebelumnya bernama Bank Sinar Harapan Bali ini. Saat ini bisnis utama Bank Mantap pada pensiunan.
“Dengan kepemilikan ini harapan kita kerja sama kita dari sisi perbankan dan Taspen sebagai pemilik nasabah semakin baik dan tumbuh semakin besar,” tutupnya.
SumberKumparan / edit koranbumn.com