Memanasnya konflik Rusia – Ukraina membuat perbankan dalam negeri mengukur dampak terhadap bisnis internasional.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) misalnya, akan memperkuat proses analisa pengembangan bisnis dan pembiayaan terutama terkait eksposur bisnis calon debitur ke Rusia dan Ukraina.
“Kemudian negara lain yang terkait secara proporsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik secara internal maupun eksternal serta tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi AS Aturridha, Selasa (8/3).
Berdasarkan analisa tim ekonom Bank Mandiri, dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian Indonesia khususnya via jalur perdagangan relatif terbatas.
Namun jika berlangsung dalam jangka panjang, maka Indonesia perlu mengambil langkah mitigasi secara komprehensif di sektor-sektor yang potensial terdampak.
“Selain itu, terus mewaspadai penerusan dampak sistematik konflik ke kawasan Eropa, terutama ke sektor perdagangan,” terangnya.
Tak hanya itu, Indonesia juga perlu mengantisipasi potensi kenaikan inflasi Indonesia ke depan akibat tren inflasi impor menyusul adanya ekspektasi kenaikan harga-harga energi dan komoditas dunia.
“Kendati demikian, Bank Mandiri cukup optimistis dapat mendorong pertumbuhan bisnis bank dan merealisasikan laju pertumbuhan bisnis kredit di kisaran 8% pada akhir 2022,” tambahnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn