PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) atau Bank Raya mencatatkan laba bersih sebesar Rp14,67 miliar pada akhir September 2023 atau turun 54,81% secara year-on-year (yoy) dari posisi sebelumnya per September 2022 Rp32,47 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Bisnis, Minggu (29/10/2023), penyusutan laba Bank Raya sejalan dengan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 30,13% yoy menjadi Rp359,24 miliar pada kuartal III/2023.
Tak hanya itu, dari sisi pendapatan operasional lainnya, seperti komisi atau fee based income Bank Raya membukukan penyusutan 25,42% menjadi Rp8,57 miliar dari yang sebelumnya Rp11,49 miliar.
Terjadi penurunan juga dalam pendapatan lainnya yang cukup signifikan sebesar 51,92% menjadi Rp200,24 miliar dari yang sebelumnya Rp416,49 miliar.
Kemudian, kerugian terkait risiko operasional pun tercatat melesat sebesar Rp19,84 miliar per September 2023 dari posisi nol pada September 2022.
Adapun tekanan terhadap laba atas AGRO membuat rasio profitabilitas perbankan ini menurun.
Rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tercatat turun 91 bps dari 4,71% menjadi 3,8%. Tingkat pengembalian aset (return on assets/ROA) setelah pajak turun tipis 15 bps ke level 0,16% dari 0,31%.
Kemudian tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) setelah pajak turun 145 bps menjadi 0,62% dari 2,07%
Di sisi lain, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) mengalami perbaikan 685 bps dari level 91,41% pada September 2022 menjadi 84,56% pada September 2023. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien perbankan dalam menjalankan usahanya.
Lalu, dari sisi keuangan, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Raya terpantau menebal 2.165 basis poin (bps) dari 48,98% pada September 2023 dari sebelumnya 27,33% pada September 2022.
Selanjutnya, pada sisi intermediasi, Bank Raya mencatatkan penyaluran kredit yang turun 32,86% menjadi Rp5,62 triliun pada kuartal III/2023 dari yang sebelumnya Rp8,37 triliun pada kuartal III/2022. Alhasil, aset Bank Raya juga mencatatkan penurunan sebesar 15,77% menjadi Rp5,29 triliun dibanding periode sebelumnya Rp6,29 triliun.
Seiring dengan kinerja kredit, rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) terlihat mengalami kenaikan. NPL gross tercatat naik 270 bps dari level 2,05% menjadi 4,75%. Hal ini diikuti NPL net yang naik 273 bps dari level 0,25% menjadi 1,98%.
Terakhir dari segi pendanaan, Bank Raya meraup total simpanan nasabah Rp7,06 triliun, turun 26,59% yoy dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp9,62 triliun. Simpanan deposito mendominasi himpunan DPK Bank Raya sebesar 74,97% persen dari total DPK atau sebesar Rp5,29 triliun dari Rp7,07 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn