Dua bank pelat merah telah merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Kedua bank itu yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Dalam RUPST yang digelar Senin (15/3) Bank Mandiri memutuskan untuk membagi dividen sebanyak 60% dari total laba bersih 2020, atau sekitar Rp 10,27 triliun.
Dari total jumlah dividen yang dibagikan tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan setiap unit saham bakal memperoleh Rp 220. Dengan memperhitungkan komposisi saham merah putih yang sebesar 60%, maka Bank Mandiri akan menyetorkan dividen sekitar Rp 6,16 triliun ke kas Negara. Sedangkan, sebanyak 40% dari laba bersih tahun lalu akan menjadi laba ditahan
Dua bank pelat merah telah merampungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Kedua bank itu yakni PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Dalam RUPST yang digelar Senin (15/3) Bank Mandiri memutuskan untuk membagi dividen sebanyak 60% dari total laba bersih 2020, atau sekitar Rp 10,27 triliun.
Dari total jumlah dividen yang dibagikan tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan setiap unit saham bakal memperoleh Rp 220. Dengan memperhitungkan komposisi saham merah putih yang sebesar 60%, maka Bank Mandiri akan menyetorkan dividen sekitar Rp 6,16 triliun ke kas Negara. Sedangkan, sebanyak 40% dari laba bersih tahun lalu akan menjadi laba ditahan
Direktur Keuangan Bank Mandiri Sigit Prastowo menjelaskan pembagian dividen tersebut tentunya bakal membuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perseroan terkoreksi.
Sekadar informasi, tahun 2020 lalu posisi CAR Bank Mandiri ada di level 19,9%, meski bakal menurun dengan adanya pembagian dividen, tingkat permodalan dipastikan Sigit masih akan aman. “Kami perkirakan di bulan Maret 2021 angka CAR kurang lebih di 18,9% dan akhir tahun seiring ekspansi kredit CAR akan ada di kisaran 18,4%,” terangnya.
Adapun, dalam satu tahun penuh Bank Mandiri bakal mengupayakan CAR terjaga di kisaran 18%-20%. Asal tahu saja, pada tahun 2020 lalu Bank Mandiri membukukan laba bersih turun 37,71% secara tahunan (year on year.yoy) menjadi Rp 17,1 triliun.
Pencapaian laba bersih di 2020 didorong oleh pertumbuhan fee based income yang naik 4,9% yoy menjadi Rp 28,7 triliun, dengan salah satu penyumbang utama adalah pendapatan dari transaksi online. Tercatat, frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online sepanjang 2020 mencapai lebih dari 600 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 1.000 triliun.
Adapun, pembagian dividen Bank Mandiri untuk laba tahun buku 2020 setara dengan tahun 2019 yakni sebesar 60%. Pada tahun buku 2019 lalu, RUPST Bank Mandiri sepakat untuk membagi dividen tunai sejumlah Rp 16,94 triliun atau Rp 353,34 per saham.
Dari jumlah itu, bank berkode emiten BMRI telah menyetor dividen kepada Pemerintah selaku pemegang saham sebesar Rp 9,89 triliun ke rekening kas umum negara. Sementara sisanya sebesar Rp 10,99 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan.
Berbeda dengan Bank Mandiri, RUPST Bank BTN yang digelar Rabu (10/5) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham. Wakil Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan seluruh laba tahun buku 2020 akan dipakai untuk memperkuat modal tier 1 perseroan ke depannya.
“Keputusan RUPS, ada diskusi dengan pemegang saham Dwiwarna, memang ingin memperkuat tier 1 capital karena memang capital BTN ini paling rendah di antara bank BUMN lain,” kata Nixon belum lama ini.
Bank BTN berharap dengan ditahannya laba tersebut, posisi CAR BTN bisa meningkat ke angka 17%. Sekaligus bisa mendorong rencana bisnis perseroan untuk mendorong kredit di sektor properti tahun 2021.
Alasan lainnya menurut Nixon, selama ini Bank BTN memang lebih banyak menerbitkan obligasi subordinasi untuk memperkuat permodalan. Walau efektif, cara ini dinilai lebih mahal ketimbang tidak membagi dividen sekaligus sejalan dengan langkah efisiensi yang digagas manajemen sejak beberapa tahun terakhir.
Asal tahu saja, tahun lalu Bank BTN membukukan laba bersih Rp 1,6 triliun. Realisasi itu meningkat 665,71% secara tahunan dari periode 2019 sebesar Rp 209 miliar.
Sebenarnya, Bank BTN memang dikenal sebagai salah satu bank yang paling rutin membagi dividen. Pada tahun 2020 misalnya, meski mencatat laba tipis perseroan tetap membagikan 10% dari total laba atau Rp 20,93 miliar sebagai dividen tunai.
Kemudian, pada tahun sebelumnya Bank BTN menetapkan 20% laba bersih tahun 2018 sebagai dividen tunai atau sekitar Rp 561 miliar dari total laba sebesar Rp 2,8 triliun di tahun 2018.
Sumber Kontan, edit koranbumn