Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan jumlah perusahaan yang akan melantai pada 2021 sebanyak 30 perusahaan.
Jumlah itu tergolong rendah lantaran pada 2020 jumlah perusahaan yang melakukan aksi penawaran saham perdana atauĀ initial public offering/IPO mencapai 51 perusahaan.
Realisasi pada 2020 tersebut mengantarkan Indonesia menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di Asia Tenggara.
Tak hanya itu, jumlah IPO di bursa Indonesia sepanjang 2020 menduduki posisi terbanyak ke-6 di dunia. Indonesia mengekor bursa Shanghai (180), Nasdaq (119), Shenzhen (115), Hong Kong (99) IPO, dan Jepang (54).
Kendati target tersebut lebih rendah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengaku pihaknya memiliki ruang untuk melakukan peninjauan ulang dan merevisi RKAT tersebut kepada OJK tahun depan.
āJangan khawatir, kami akanĀ mereviewĀ graduallyĀ dan melihat perkembangan bulan ke bulan apakah target ini relevan atau kami bisa tingkatab. Kami bisa revisi kembali RKAT,ā papar Inarno saat konferensi pers penutupan perdagangan BEI, Rabu (30/12/2020).
Di sisi lain, Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata transaksi harian atau RNTH bursa mencapai Rp8,8 triliun pada 2021.
Inarno mengatakan bahwa pihaknya telah menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2021 kepada Otoritas Jasa Keuangan.
āKami sampaikan RKAT 2021 itu [RNTH] mencapai Rp8,8 triliun. Kami optimistis itu tercapai,ā ujarnya.
Adapun, target tersebut sesungguhnya lebih rendah daripada pencapaian tahun ini. BEI mencatat RNTH hingga 29 Desember 2020 mencapai Rp9,18 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn