Realisasi CSR maupun Creating Shared Value (CSV) Pupuk Kaltim yang secara konsisten dilaksanakan pada sejumlah program, menarik perhatian Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), Badan Layanan Umum di bawah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Hal itu tampak dari kunjungan Direktur LMAN Rahayu Puspasari dan rombongan, yang begitu antusias melihat berbagai program unggulan CSR dan CSV Pupuk Kaltim bagi masyarakat Bontang pada 3 September 2018.
Kunjungan orang nomor satu di lembaga kepemilikan aset PT Badak NGL itu, diawali plant tour ke area pabrik Pupuk Kaltim, didampingi Sekretaris Perusahaan Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo dan Manajemen Perusahaan. Selanjutnya rombongan mendatangi Keramba Jaring Apung (KJA) yang dikelola Koperasi Nelayan (Kopnel) Bontang Ekonomi Pariwisata Maritim (BEM) dengan budidaya Kerapu dan Lobster, di perairan Tanjung Limau Bontang Selatan, serta program pemberdayaan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Inkubator Bisnis (Inbis) Permata Bunda di Kelurahan Api-Api Bontang Utara.
Di Inbis, rombongan disambut Anggi V. Goenadi selaku inisiator, yang memaparkan sejarah terbentuknya Inbis hingga mendapat pembinaan dari Pupuk Kaltim sejak 2016. Keberhasilan dua program pembinaan Pupuk Kaltim ini diapresiasi Rahayu Puspasari. Dia mengaku kaget akan potensi ABK di Inbis, mengingat kreatifitas yang dihasilkan melalui sejumlah produk tak kalah bersaing dengan kualitas sejenis di pasaran. Dikatakannya, selama ini orang melihat penyandang disabilitas sebagai anak bermasalah dengan keterbatasan, sehingga butuh perhatian karena faktor kasihan. Namun Inbis mampu merubah pandangan tersebut dengan memaksimalkan kelebihan serta potensi ABK melalui karya yang secara tidak langsung juga menjadikan penyadang disabilitas sebagai insan mandiri dan kreatif.
“Saya menilai orang-orang di Inbis ini memang terpanggil untuk mengembangkan potensi penyandang disabilitas dan tidak menyangka jika ABK bisa berkarya sebagus ini. Begitu pula dengan Pupuk Kaltim, memberikan komitmen tinggi untuk membina ABK melalui Inbis,” ujar dia. Dirinya menilai upaya ini harusnya dapat menjadi contoh seluruh kalangan maupun perusahaan di Indonesia, jika disabilitas juga bisa menjadi salah satu faktor pendorong perekonomian, serta penguat sektor bisnis melalui kreatifitas dan penciptaan lapangan kerja mandiri.
Begitu pula dengan KJA, Pupuk Kaltim dikatakannya mampu mengelola sumberdaya kelautan dengan pelestarian biota laut, sekaligus memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi para nelayan. Upaya ini jarang dilirik berbagai pihak, dengan kecenderungan eksplorasi besar-besaran tanpa mempertimbangkan kelangsungan ekosistem perairan. “Kita bisa lihat berapa banyak ikan langka dan dilindungi dipertahankan di KJA. Disamping budidaya perikanan pada sisi ekonomi, nelayan juga diajak memperhatikan ekosistem perairan dengan tidak membuang sampah ke laut,” tambah Rahayu.
Pada konteks itu, dirinya mengaku tertarik untuk mensinergikan realisasi CSR dan CSV
Pupuk Kaltim, agar terintegrasi pada program LMAN melalui PT Badak NGL, dengan harapan hasil kolaborasi tersebut mampu menciptakan hasil yang lebih signifikan bagi masyarakat ke depannya. “Kedatangan kami kesini sejatinya untuk melihat ragam CSR Pupuk Kaltim sekaligus penerapannya di masyarakat. Dengan harapan bisa disinergikan serta terintegrasi pada program-program LMAN dan PT Badak nantinya,” terang Rahayu.
Menurut dia, CSR merupakan pintu masuk bagi perusahaan untuk turut berpartisipasi terhadap kelangsungan dan perkembangan ekonomi sosial masyarakat. Melalui penerapan CSR dengan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan, maka status ekonomi dan sosial pun kian bertumbuh dengan masyarakat binaan yang semakin mandiri. “Maka dari itu, melalui sinergi yang terjalin, CSR perusahaan bisa lebih dikembangkan dengan banyak varian. Melalui berbagai program yang memang berdampak siginifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat maupun lingkungan,” pungkas Rahayu.
Sumber Situs Web Pupuk Kaltim