PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bekerja ekstra keras menghasilkan pendapatan dari sektor nonpenumpang menghadapi larangan mudik yang telah ditetapkan oleh pemerintah supaya bisa mengejar ketertinggalan performa tahun ini.
Komisaris Garuda Indonesia Yenny Wahid menuturkan, dengan adanya larangan mudik tersebut, membuat proyeksi bisnis yang telah disusun perseroan sedikit meleset. Emiten berkode saham GIAA akan mengupayakan pendapatan dari sektor lain, utamanya kargo. Terlebih, pada momentum idul fitri, sebagian masyarakat masih saling berkirim paket lebaran.
“Buat Garuda larangan mudik membuat proyeksi bisnis yang kami hitung jadi meleset. Kami harus bekerja keras untuk bisa mendapatkan tambahan penghasilan dari sisi karo misal. Dari situ kami coba perbaiki dan tingkatkan layanan dengan diskon menarik, bersaing karena kompetitor saingan bukan maskapai tapi ekspedisi,” ujarnya
Di sisi lain, dirinya juga bergembira karena ternyata kinerja kargo GIAA meningkat dan masih bisa dieksplorasi lebih jauh.
Yenny tak menampik kondisi penumpang maskapai pelat merah tersebut hingga kini belum optimal. Namun maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut pernah mencatatkan rekor tertinggi pada saat libur panjang tahun lalu hingga sebanyak 20.000 penumpang per hari dari yang biasanya hanya sebesar 3.000 orang per hari.
Namun saat ini, Garuda juga masih memberlakukan prosedur jaga jarak dengan mengangkut penumpang yang dibatasi.
Saat ini, dia berharap para pemegang saham dapat mengerti kondisi maskapai BUMN tersebut supaya ada tindakan penyelamatan secara konkret. Secara fundamental, dia optimistis prospek Garuda tetap besar karena Indonesia sebagai negara kepulauan masih membutuhkan angkutan udara. Namun, memang tak bisa dipungkiri saat ini GIAA bergulat untuk mengatasi masalah jangka pendek soal renegosiasi dan restrukturisasi utang.