CEO PT PAL Indonesia Kaharuddin Djenod menjadi pemateri dalam acara “Simposium Geopolitik dan Geostrategis Global Serta Pengaruhnya Terhadap Indonesia”. Hadir pula sebagai Pembicara beberapa Menteri Kabinet sekarang, tercatat Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memaparkan ide dan gagasannya.
Di kesempatan tersebut, CEO PT PAL Kaharuddin Djenod membahas pengaruh kondisi geopolitik global terhadap kondisi pembangunan industri pertahanan. Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan, berlangsung di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika, Kementerian Pertahanan RI di Jakarta.
Selain Kaharudin Djenod, dalam jajaran Direksi Defend ID turut hadir sebagai pembicara di acara Simposium antara lain, Direktur Utama Holding DEFEND ID, PT LEN Industri (Persero) Bobby Rasyidin dan Sigit P. Santosa selaku Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad. Selain itu, jajaran petinggi di tiga matra TNI di lingkungan Kementerian Pertahanan serta para stakeholder terkait, juga berpartisipasi sebagai peserta simposium .
Simposium ini diadakan untuk memberikan pemahaman dan peningkatan kesadaran terhadap berbagai tantangan dan ancaman akibat geopolitik dan geostrategi global. Dinamika lingkungan strategis baik di tingkat regional dan global selalu berubah secara linier sesuai dengan kepentingan nasional. Ketika kepentingan negara meningkat, semua aktivitas negara juga meningkat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, serta bidang pertahanan dan keamanan.
Dalam kesempatannya, CEO PT PAL Indonesia memberikan pemaparan terkait pentingnya pembangunan industri pertahanan yang akan menjadi suatu kunci bagi peradaban Indonesia. Tujuannya, agar dapat menghasilkan kebijakan untuk meningkatkan efektivitas pertahanan nasional Indonesia.
“Ketika negara-negara seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan memulai transformasi industri maritim mereka satu dekade yang lalu, mereka tidak hanya mendahului pesaing mereka tetapi juga membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Mereka memahami bahwa sektor maritim adalah pilar penting bagi perekonomian mereka, serta sumber daya dan lapangan kerja yang berlimpah”.
Berkaca pada pembentukan kemitraan keamanan trilateral AUKUS antara Australia, Inggris, dan AS yang berfokus pada perolehan kapal selam bertenaga nuklir dan pengembangan kemampuan militer, telah menjadi tantangan dan ancaman bagi pertahanan Indonesia. Hal ini dapat meningkatkan potensi terjadinya polarisasi di tengah great power conflict pada Indonesia sebagai negara non blok.
Selain itu, potensi terjadinya spillover conflict juga dapat terjadi apabila Indonesia tidak mengatur strategi pertahanan yang sesuai dengan konflik atau tantangan yang sedang dihadapi. Perlu untuk mengatur kembali kebijakan dan menguatkan industri pertahanan agar tidak terjadi pelanggaran di wilayah kedaulatan udara dan laut Indonesia oleh pesawat dan kapal asing.
PT PAL sebagai salah satu industri pertahanan perlu untuk ikut berkontribusi dan siaga terhadap segala kemungkinan yang terjadi. PT PAL akan berkontribusi dalam meningkatkan modernisasi alutsista serta meningkatkan pengetahuan terkait taktik operasional serta strategi dengan mengacu pada perkembangan teknologi dan ilmiah.