PT Bio Farma (Persero) kembali melaporkan pemutakhiran pengembangan calon vaksin Covid-19 kepada Komisi IX DPR. Perseroan mengeklaim dibutuhkan 340 juta dosis vaksin untuk mencapai tingkat kekebalan dari pandemi Covid-19 di Indonesia.
Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan bahwa perseroan tengah melakukan upaya jangka pendek melalui kerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd. dan upaya jangka menengah panjang yang berasal dari konsorsium Vaksin Covid-19 Nasional.
Adapun, pada skema jangka pendek saat ini perseroan tengah melakukan uji klinis fase tiga yang dijadwalkan mulai pada 20 Agustus hingga akhir Januari 2021.
Jika uji klinis tersebut verjalan sesuai dengan target, Bio Farma segera melanjutkan pengajuan pada BPOM untuk akhirnya dilakukan produksi rutin oleh perseroan.
“Selain itu, dalam kerja sama ini perseroan juga akan mendapatkan techology transfer dari Sinovac yang akan dimulai pada 20 September 2020 hingga Januari 2021 mendatang,” katanya, Senin (31/8/2020).
Dia memaparkan hal itu pada rapt dengan pendapat dan rapat dengar pendapat umum Komisi IX DPR dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Deputi I Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Perkursor dan Zat Adiktif, Badan POM, Dirut PT Bio Farma.
Honesti mengemukakan bahwa perseroan menargetkan vaksinasi pada masyarakat hasil kerja sama dengan Sinovac ini akan dimulai pada kuartal I/2021.
Sesuai dengan ketentuan World Health Organization, Honesti mengemukakan bahwa untuk mendapatkan tingkat kekebalan tertentu 70 persen masyarakat di satu negara harus mendapat vaksin.
Artinya, paling tidak 170 juta penduduk Indonesia harus mendapat vaksin untuk menangkal Covid-19.
Adapun, vaksinasi pada setiap masyarakat dibutuhkan dua dosis. Untuk itu, dibutuhkan 340 dosis vaksin untuk memenuhi tingkat kekebalan di atas.
Sementara itu, Sinovac berkomitmen untuk memasok vaksin yakni 20 juta dosis bulk vaksin pada November—Desember 2020 dan 30 juta dosis bulk vaksin pada Januari—Maret 2021.
Selanjutnya, pada April—Desember 2021, Sinovac berkomitmen menyuplai ke Bio Farma sebanya 210 juta dosis. Alhasil, masih dibutuhkan tambahan produksi guna mencapai tingkat kekebalan tersebut.
Untuk upaya jangka panjang, Honesti mengemukakan bahwa perseroan dijadwalkan akan menerima seed vaccine atau prototipe vaksin Covid-19 yang pengembangannya berbasis rekombinan subunit berbasis S dan N pada kuartal I/2021.
Selanjutnya, vaksin Covid-19 lokal tersebut akan dilakukan uji preklinis pada kuartal II/2021 untuk selanjutnya dilakukan uji klinis fase I pada semester II/2021.
“Pada fase uji klinis perseroan tentu akan melibatkan BPOM agar segera dapat dilakukan komersialisasi dan dapat didistribusikan pada masyarakat secara luas pada 2022,” ujarnya.
Honesti menegaskan bahwa saat ini semua negara sedang berlomba-lomba untuk mendapatkan vaksin. Negara dengan ekonomi yang kuat seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, bahkan melakukan pembelian kapasitas.
Sumber Bisnis, edit koranbum