Bio Farma membagikan informasi tentang pentingnya melakukan vaksinasi sebelum melaksanakan ibadah Haji atau Umrah pada sesi Talkshow Sehat di Tanah Suci di kegiatan Surabaya Haji Umrah Expo 2024. Kegiatan tersebut berlangsung selama 5 hari mulai pada tanggal 5 – 9 Juni 2024 di Royal Plaza, Surabaya.
Sosialisasi ini dilakukan dalam rangka memberikan informasi terkait vaksinasi yang dilakukan sebelum calon jamaah berangkat ke tanah suci, terutama dalam mengantisipasi paparan penyakit meningitis.
Pada kesempatan tersebut, Product Manager Bio Farma, dr Asep Irham Fattahul Quran mengatakan, kebutuhan manusia untuk melakukan vaksinasi sebenarnya relatif penting. Vaksinasi bertujuan untuk memunculkan imunitas baru.
“Vaksinasi akan sangat bermanfaat untuk melindungi tubuh, terutama di daerah yang padat manusia seperti di Tanah Suci. Sebagai antisipasi kita terhadap penyakit yang mudah menular antar manusia. Di Indonesia paparan penyakit lebih terkendali. Sedangkan di tanah suci, kita bertemu dengan orang dari beberapa negara, nah itu yang akan menjadi paparan untuk jamaah-jamaah Indonesia ” ucap dr Asep, dalam sesi Talkshow.
Menurut dr. Asep, vaksinasi cenderung penting selain untuk menangkal diri dari virus atau bakteri juga sebagai upaya untuk melindungi diri dari paparan penyakit dari luar. Sehingga, disarankan juga bagi para jamaah haji dan umrah ataupun pelancong yang ingin keluar negeri melakukan suntikan vaksin terlebih dahulu. Terutama pada calon jamaah usia lansia, dengan kualitas daya tahan tubuhnya yang mulai menurun.
“Sangat di rekomendasikan bahkan diwajibkan kepada orang yang sudah tua, karena kalau penyakit menular itu kalau kita nggak sadar bawa penyakit bisa menularkan ke orang-orang terdekat di rumah,” sambung dr Asep.
Pada sesi pemaparan, dijelaskan bahwa ukuran bangunan imunitas yang dilakukan tubuh pasca melakukan vaksinasi berada pada rentang waktu dua sampai tiga minggu setelah vaksin disuntikkan. Sehingga direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi minimal dua minggu sebelum keberangkatan.
Pada dasarnya, vaksinasi memiliki efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi, namun umumnya dampaknya ringan dan dapat pulih setelah beberapa saat. Sepeti halnya demam, bengkak di area suntikan, gatal dan lain sebagainya. Hal tersebut adalah hal yang wajar. Karena, pada saat efek samping itu terjadi anti bodi di dalam tubuh tengah beradaptasi dengan vaksin yang telah masuk ke tubuh. Asep menambahkan, bahwa vaksinasi dapat dilakukan dua kali dalam satu sesi untuk memberikan perlindungan lebih terhadap paparan penyakit.
“Calon jamaah dapat melakukan dua vaksinasi dalam satu kegiatan untuk proteksi lebih terhadap penyakit. Sebagai contoh, calon jamaah dapat melakukan vaksinasi flu dan meningitis sebelum berangkat agar tidak terpapar selama ibadah haji atau umrah.”
Vaksinasi meningitis cukup penting dilakukan sebelum calon jamaah pergi ke tanah suci. Kasus Meningitis Meningokokus sering dilaporkan di Arab Saudi. Pada tahun 2002-2011, terdapat 184 kasus konfirmasi Meningitis Meningokokus (hanya 9% berasal dari jamaah haji dan umrah) yang dominan disebabkan oleh serogroup W135. Akan tetapi, pada tahun 2012-2019 dilaporkan 44 kasus konfirmasi yang seluruhnya merupakan WN Arab Saudi.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil survei rutin karier meningitis meningokokus pada jemaah haji Indonesia pada tahun 1993-2003 menyebutkan bahwa pada jemaah haji Indonesia ditemukan adanya karier meningokokus sekitar 0,3%-11% dengan serogroup A, B, C, dan W135. Semenjak diberlakukan vaksinasi meningitis bagi jemaah haji, umroh, TKI pada tahun 2010, belum pernah dilaporkan kasus konfirmasi penyakit Meningitis Meningokokus di Indonesia.