Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit(P2P) Kemenkes RI, Anung Sugihantono bersama, Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma, Prof. Soedjatmiko dari Satgam Imunisasi, dr. Toto dari Komnas KIPI, serta perwakilan Komunitas Peduli imunisasi dan orang tua penderita Rubella hadir dalam temu media di Jakarta.
Menurut Anung Sugihantono, Dirjen P2P ” kemkes “imunisasi MR akan dimulai serentak pada 1 Agustus sd September 2018 pada bayi usia 9 bulan sampai anak usia 15 tahun”
“Target Sasaran di imunisasi sebanyak 31.963.154 juta di 28 provinsi diluar jawa, tahun 2017 sudah dilaksanakan di 6 provinsi di Jawa (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI jakarta, Banten, DIY)”
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memiliki komitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit rubella dan kecacatan bawaan rubella (congenital rubella syndrome (CRS) pada tahun 2020. Komitmen tersebut akan diwujudkan melalui pemberian vaksinasi tambahan Measles Rubella (MR) untuk bayi usia 9 bulan – anak dibawah usia 15 tahun.
Tahun 2018, pemerintah akan mengadakan program pencanangan vaksin MR Tahap 2 yang akan diselenggarakan di Provinsi Sulawesi Selatan, dan akan diikuti oleh provinsi lainnya yang berada di luar pulau Jawa. Sedangkan untuk provinsi – mprovinsi yang berada di pulau Jawa, sudah lebih dulu dilaksanakan pada pencanangan vaksin MR tahap I tahun 2017 yang lalu, di Yogyakarta.
Sri Harsi Teteki, Direktur Pemasaran Bio Farma menyatakan siap dengan pasokan Vaksin MR sebanyak 57.843.570 dosis dan mencukupi sesuai target imunisasi Kemkes.
“Saat ini hanya ada 2 produsen vaksin MR antara lain China dan India, tetapi yang memiliki persyaratan yang lengkap hanya dari India, semua vaksin MR yang digunakan untuk Kampanye MR pada tahap 1 dan tahap 2 ini, berasal dari mitra Bio Farma di India, yang produksi vaksin MR nya sudah digunakan di 140 negara termasuk negara – negara Islam yang sudah lebih dulu mencanangkan vaksin ini, dan sudah melalui studi keamanan di berbagai negara di dunia” tambah Sri.
Sri menambahkan “Bio Farma sangat concern dengan masalah halal. Sesuai aturannya registrasi sertifikasi halal harus dilakukan oleh manufacturer atau produsen vaksin, dalam hal ini pabrik di India”.
“Pada bulan November 2017 lalu Tim Bio Farma sudah mengunjungi produsen vaksin MR di India, serta menyampaikan bahwa sertifikasi halal merupakan hal yang diwajibkan oleh Pemerintah Indonesia.”
“pihaknya terus berkonsultasi dan berkordinasi dan membantu produsen vaksin MR serta berkomunikasi dengan MUI komisi fatwa untuk proses sertifikasi ini”
Bambang Heriyanto, Corporate Secretary menambahkan Saat ini Bio Farma sudah mandiri untuk Vaksin Campak (Measles), kami sedang dalam tahap pengembangan untuk vaksin kombinasi Measles dan Rubella (MR) dengan menggunakan bulk Rubella yang bekerjasama dengan partner kami, dan ditargetkan pada tahun 2020, sementara itu untuk bulk Vaksin Rubella hasil riset Bio Farma sendiri kami harapkan siap pada tahun 2024.
“Memerlukan waktu yang lama untuk produksi Vaksin, kami perlu kehati-hatian untuk proses produksi vaksin agar bebas dari aspek hewani, selain tentunya memperhatikan aspek kualitas, keamanan serta keampuhan produk” pungkas Bambang.
Sumber Situs Web BIOFARMA